
Namanya Ulwiyatus Saidah tetapi murid-muridnya sering memanggil ibu Ul saja. Saat ini ibu satu anak ini menjabat Kepala RA /TK “Ribhul Ulum “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Perjalanan kariernya sebagai guru TK berawal dari tahun 1998 sehabis lulus Madrasah Aliyah Banat Kudus. Dengan pengalaman yang seadanya dia mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak yang pada waktu itu terasa asing baginya. Namun berkat bimbingan guru yang lain keterasingan itu menjadi sesuatu yang mengasyikkan. Jika sehari tidak bertemu dengan anak-anak rasanya ada yang kurang, oleh karenanya jika tidak ada halangan yang berarti setiap hari dia mengajar dan bermain dengan anak-anak. Karena keinginannya untuk belajar tidak padam maka seusai mengajar ana-anak dia berangkat kuliah ke STIENU Jepara.
“ Tahun 2004 saya lulus STIENU Jepara dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi , meskipun begitu saya tetap mengajar anak TK terus , sampai ada kebijakan dari Depag bahwa guru yang ikut sertifikasi harus mempunyai ijasah kependidikan maka pada tahun 2007 saya kuliah lagi di IKIP Veteran ambil jurusan kependidikan dan Alhamdulillah pada tahun 2009 ini saya lulus “ , ujar Ibu Ulwiyah pada Kompasiana di ruang kerjanya Senin( 23/11).
Sarjana Pendidikan yang dikenal banyak bicara ini pada kompasiana mengatakan, dengan diraihnya ijasah kependidikan itu makin menguatkan dirinya untuk mangabdi pada dunia pendidikan. Meskipun dari segi ekonomi belum layak penghasilannya , namun itu semua ia lakukan semata-mata untuk mencerdaskan anak-anak. Jika dihitung gaji yang ia peroleh setiap bulannya tidak lebih dari Rp 500.000,- itupun masih ada subsidi dari pemerintah , jika dibelanjakan untuk kepentingan sehari-hari jelas tidak mencukupi meskipun dalam kondisi hidup sederhana. Untung suaminya juga mengabdi pada yayasan yang sama menjadi tenaga TU di Madrasah Tsanawiyah, sehingga honor mereka berdua dikumpulkan menjadi satu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saat dia masih kuliah , keuangan rumah tangganya sangat kacau selain untuk belanja sehari-hari , juga untuk bayar kuliah sehingga setiap tahun ajaran baru sering pinjam saudara untuk bayar uang kuliah . Membayarnya nanti jika honor subsidi dari pemerintah yang setiap 6 bulan sekali cair keluar, sehingga honor itupun hanya sebentar ia pegang. Namun demikian meskipun dalam keterbatasan itu dia bersyukur , dapat menyelesaikan sekolahnya hingga mendapat gelar sarjana , jika ada rezeki suaminyapun akan kuliah yang sama karena itu memang tuntutan yang harus dipenuhi.
“ Untuk guru yang penuh dengan keterbatasan seperti saya ini , mohon perhatian pada pemerintah baik dari segi kesejahteraan dan juga pendidikannya , misalnya suami saya mestinya harus cepat-cepat kuliah namun karena tidak ada dana, keinginan itu jadi tertunda entah kapan dia dapat kuliah . Jika ada dana dari pemerintah kami sangat gembira sekali “, harap Ulwiyah.
Selain menjadi Kepala RA/TK “ Ribhul Ulum “ pada pagi hari , siangnya ibu Ulwiyah juga mengabdikan dirinya pada lembaga Pendidikan Madrasah Diniyah dengan mengajar khusus keagamaan pada anak-anak . Oleh karena itu bisa dikatakan kesehariannya waktunya dicurahkan untuk mendidik anak-anak agar mempunyai pengetahuan , kepribadian dan berahlaqul karimah . Meskipun hanya mempunyai waktu luang sedikit untuk keluarganya dia sudah merasa senang , jika dibandingkan dengan harus bekerja di luar negeri menjadi TKW seperti kebanyakan tetangganya. Sehingga pendidikan anak-anak mereka kurang terurus , dan hal inilah yang menjadi tugas sampingannya selain mengajar di sekolah, dirumahnya juga ia gunakan untuk kegiatan mengajar dan mengaji.
“ Saya kasihan dengan anak-anak yang ibu nya pergi ke luar negeri sebagai TKW , pendidikan mereka kurang terurus karena kebanyakan bapaknya hanya memikirkan pekerjaan sehari-hari saja. Untuk sekolahnya anak-anak mereka biarkan dan ini merupakan tanggungjawab saya sebagai guru . Sering mereka saja ajak ke rumah untuk belajar bersama “, cerita ibu Ulwiyah.
Meskipun dengan penuh keterbatasan ibu Ulwiyah terus mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan . Karena ia tahu anak-anak tanpa pendidikan kelak tiada ada artinya . Meskipun dengan imbalan tak seberapa dia terus mendidik anak-anak agar menjadi generasi penerus bangsa, selain ibu Ulwiyah ini mungkin di tempat lain kita jumpai ibu Ulwiyah lainnya yang mempunyai cerita seperti dia.Kita berharap moga jasanya ada yang membalasnya .( Fatk.M)
“ Tulisan ini juga ku persembahan bagi dunia guru yang berulang tahun pada bulan ini, Selamat Ulang Tahun untuk Bapak dan Ibu Guru di seluruh Indonesia , Jasamu sungguh besar bagi bangsa ini.
0 Response to "Ulwiyatus Saidah SPd Mengabdi di Tengah Keterbatasan"
Post a Comment