Sudah lebih dua pekan ini nelayan di pantai Utara Jawa khususnya di kabupaten Jepara dan Demak tidak melaut karena cuaca yang tidak bersahabat, selain ombaknya yang tinggi juga anginnya cukup kencang . Sehingga semua nelayan meliburkan dirinya karena tidak ingin perahunya karam dihantam oleh ombak yang cukup besar dan angin yang kencang. Perahu-perahu mereka banyak yang diangkat ke daratan dan sebagian lagi ditinggalkan dimuara-muara sungai , namun sesekali diawasi karena goncangan ombak yang besar mampu menyeret perahu mereka ke tengah lautan.
Seperti di Desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara suasana desa nelayan itu jika pagi hari biasanya sepi karena hampir semua warga laki-lakinya melaut , kini tampak ramai dengan gerombolan orang di sana-sini. Ada yang sedang memperbaiki alat tangkap , ngobrol di warung-warung dan banyak juga yang mengisi waktu luang dengan main gaple. Perahu-perahu merekapun tampak berjajar rapi dipinggiran sungai , dengan tambatan tali yang kokoh karena takut terseret arus sungai yang deras. Selain itu dipinggir-pinggir rumah mereka tampak alat tangkap berupa jaring, perangkap kepiting dan mesin perahu yang diselamatkan dari air hujan.
“ Sudah hampir dua pekan ini kami tidak melaut, ombak sedang besar , beberapa hari yang lalu beberapa kawan mencoba untuk mencari peruntungan ke laut meskipun ombak besar. Hasil tidak mereka peroleh justru perahunya di hantam ombak sehingga karam , untung nyawa mereka diselamatkan oleh sesama nelayan tetangga desa “ ungkap Ahmad Seger ( 48) warga desa Kedungmalang .
Sementara itu untuk menutup kebutuhan mereka sehari-hari para nelayan membuka tabungan mereka jika ada , bila tidak ada uang tunai kebanyakan mereka menggadaikan barang-perabotan dan perhiasan ke lembaga keuangan , pegadaian atau toko Emas. Hal seperti ini sudah menjadi hal yang rutin dalam setiap tahunnya , jika musim barat tiba ( Penghujan ) para nelayan tidak bisa melaut sehingga kebutuhan mereka mengandalkan hutang ke warung-warung atau para juragan, menggadaikan perabotan atau perhiasan dan tak jarang banyak yang menjual langsung barang atau perhiasan . Jika nanti laut kembali ramah dan hasil mereka banyak perhiasan atau perabotan kembali mereka beli.
“ Besarnya ombak di laut bagi nelayan sini merupakan pertanda datangnya rejeki , setelah ombak reda laut menjadi bersih lagi dan ikanpun akan datang kembali , oleh karena itu jika laut berombak dan mereka tidak melaut itu hal yang biasa . Mudah-mudahan setelah ombak reda ikan dan udang mudah mereka dapatkan “ , harap Sobirin tukang ojek dari desa Kedungmalang yang sesekali juga terjun ke laut mencari ikan.
Sementara itu Hamzawi Anwar, BA Manager KSU “ Margi Rahayu” desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak , mengatakan datangnya musim barat merupakan rejeki tersendiri bagi lembaganya yang membuka usaha simpan pinjam. Setiap harinya permintaan kredit atau gadai barang perhiasan selalu naik jika musim penghujan tiba, tidak kurang dari 10 – 15 juta ia keluarkan untuk pembiayaan nelayan. Oleh karena itu setiap musim penghujan tiba fihaknya telah mengantisipasi dengan menyediakan uang yang lebih untuk membiayai para nelayan yang menganggur menunggu laut kembali ramai. Pinjaman mereka biasanya tidak begitu besar , biasanya laut berombak paling lama setengah bulan oleh karena itu pinjaman mereka berkisar 300 ribu – 500 ribu . Setelah nanti laut kembali baik dan banyak hasil merekapun kembali akan menebus dang mengambil barang perhiasan mereka.
“Jika musim penghujan begini omset untuk bagian gadai naik drastic , karena hampir semua nelayan menggadaikan perhiasan mereka disini , itupun tidak lebih dari 1 bulan perhiasan mereka ditebus kembali. Untuk pinjam tetangga kesulitan sama-sama sepi , ya solusinya ya gaadaikan perhiasan “ ujar Harun Arrosyid juru taksir emas di KSU “ Margi Rahayu”menambahkan.
0 Response to "Kisah Nelayan Di Musim Penghujan Perabotan dan Perhiasan Banyak Di Gadaikan"
Post a Comment