"Mari Berdayakan Masyarakat Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

"Mari Berdayakan Masyarakat  Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Ziarah Kubur , Mengingatkan Orang Pada Kematian



da kebiasaan keluarga kami semenjak meninggalnya mertua kami tercinta setahun yang lalu yaitu jika Kamis sore tiba anak-anak kami selalu mengingatkanku untuk berziarah ke makam kakeknya tercinta. Untung makam mertua saya jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal kami sehingga cukup bersepeda motor 10 menit saja sudah sampai di pemakaman umum desa kami. Bagi warga desa kami desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak berziarah kubur satu minggu sekali merupakan hal yang lazim dilakukan dalam rangka tetap menghormati orang tua, saudara atau kerabat yang telah mendahului . Sehingga tidak mengherankan jika sore menjelang malam Jum’at pemakaman umum yang biasanya sepi menjadi ramai dengan datangnya , orang-orang yang mendoakan keluarganya yang telah meninggal dunia. Mereka datang sendiri atau rombongan , dari anak kecil , remaja, sampai dewasapun tidak ada perbedaannya , mereka semua satu tujuan yaitu berdo’a untuk arwah yang meninggal dunia supaya diterima disisi Allah SWT.
” Semenjak kecil sampai tua saat ini kebiasaan berziarah kubur tiada habisnya , justru sekarang wanitapun banyak yang melakukan ziarah kubur dulu merupakan hal yang tabu, seiring dengan perkembangan jaman hal ini menjadi biasa. Yang terpenting nilai dari ziarah kubur itu adalah mengingatkan kita akan kematian , jadi kita bisa bersiap-siap dengan kematian yang menjemput kita. Selain itu kita juga dapat meringankan beban saudara kita yang telah meninggal dengan cara mendoakannya . Jadi itu kebiasaan yang baik pantas diteruskan dan dilestarikan sampai anak cucu kita kelak ” , ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Kedungmutih ketika dimintai tanggapannya mengenai ziarah kubur.
Selain ziarah kubur , dalam rangka mengingatkan saudara atau kerabat kita yang telah meninggal dunia ada kebiasaan selamatan untuk mereka yang telah meninggal dunia. Yang pertama selamatan bedah bumi yaitu selamatan yang dilakukan beberapa jam setelah jenazah dikuburkan . Biasanya selamatannya berupa nasi putih beserta lauk pauk secukupnya dan wadahnya terbuat dari daun pisang Setelah itu dilakukan pembacaan tahlil selama 7 hari berturut-turut , waktunya menyesuaikan bisa sehabis sholat maghrib, Isyak atau waktu yang lainnya. Selamatan dengan pembacaan tahlil kembali dilakukan jika 40 hari telah lewat ,orang-orang menyebutnya sebagai selamatan 40 hari ( Matangpuluh ) dengan selamatan berupa nasi putih lengkap dengan lauk pauknya . Namun demikian saat ini selamatan itu ada yang digantikan dengan bahan makanan lain seperti mie, beras, gula dan telur. Tidak habis disitu saja setelah 100 hari wafat , juga akan dilakukan dengan pembacaan tahlil dan juga selamatan seperti halnya 40 hari dan setelah satu tahun juga diadakan kegiatan yang sama dikenal dengan tradisi Mendhak siji. Dua tahun kemudian dikenal dengan mendak pindho sampai dengan upacara 1000 hari atau mendhak telu, Setelah nyewu atau peringatan 1000 hari barulah berlangsung acara haul yang dilakukan setahun sekali setiap hari kematian ( geblag: Bhs. Jawa ) dan acara haul inilah yang juga dilestarikan sampai sekarang. Tidak hanya dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal saja , orang biasapun melakukan hal yang sama.
Bagi keluarga yang mampu dan berada kadang-kadang acara haul ini dilakukan secara besar-besaran dan meriah , misalnya dengan pelaksanaan pengajian atau tausiyah yang dihadiri oleh pembicara terkenal . Sehingga yang mendatangi selamatan atau peringatan kematian itu tidak hanya kerabatnya saja , namun demikian khalayak ramai yang jumlahnya mencapai ratusan orang . Bagi tokoh-tokoh terkenal yang telah meninggal acara haul ini menjadi acara rutin tahunan yang kadang kala juga sebagai event wisata ziarah seperti Haul Sunan Muria, Haul Sunan Kudus, dan juga tokoh Ulama lainnya. Banyak pula acara haul ini juga digunakan sebagai ajang perekat tali silaturahmi antar anggota keluarga yang telah bercerai berai diberbagai tempat yang dikemas menjadi acara yang cukup menarik untuk dikunjungi.
Saya yakin tradisi ziarah kubur dan selamatan untuk orang yang telah meninggal dunia selain ditempat saya masih banyak yang melakukan dan melestarikannya, namun demikian tekhnis atau pelaksanaannya mungkin berbeda. Oleh karena itu kita tunggu tulisan Kompasianer yang lain dalam rangka berbagai pengalaman dan semoga tulisan ini bermanfaat ( FM )
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Tags: Demak, Tradisi, Ziarah kubur, Kematian

0 Response to "Ziarah Kubur , Mengingatkan Orang Pada Kematian"

Post a Comment

"BLOGNYA WARGA DEMAK DAN SEKITARNYA "
Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi dapat mengirim tulisan apa saja artikel, Berita, Foto dan apa saja yang bermanfaat ke Email : pakardans94[at]gmail.com, Dan jika anda mempunyai informasi yang perlu diliput dapat menghubungi Redaksi Phone:
085 290 238 476
Bagi anda yang mempunyai usaha apa saja yang ingin dipublikasan via media internet dan menghubungi Redaksi
Bila anda peduli dengan kemajuan blog ini dapat berbagi dengan kami
Donasi bisa dikirimkan via pengelola blog :
Nama : FATKUL MUIN
Bank : BRI UNIT PECANGAAN KULON JEPARA
NO REK : 5895-01-000092-53-8
" Marilah Kita Bersama Berdayakan Warga Demak Agar di Kenal Di Dunia "