Nah didepan Stasiun Babat inilah saya menemukan warung-warung yang berjejer rapi dengan menu hampir sama yaitu nasi pecel , nasi rawon, asem-asem dan soto , karena saya tidak suka makanan yang banyal lemak dan kolesterol akhirnya pilihan jatuh pada Nasi Pecel Ala Stasiun Kereta api Babat ini. Kamipun memesan dua porsi satu untuk saya dan satu porsi untuk keponakan saya yang saat ini sedang kuliah di Universitas Lamongan dan menemani perjalanan putar-putar kota Babat. Beberapa menit kemudian selesailah pesanan saya Nasi Pecel Lamongan yang dari penampilannya sudah mak nyus tenan, dengan piring terbuat dari lidi dengan didasari daun pisang nasi dengan campuran lontong kecil-kecil diberi sayuran pecel seperti kecambah, kol , kangkung dan bayam dan ditabur bumbu kacang yang kental dan diatasnya diberi rempeyek.
Nasi pecel sepiring itupun kami makan perlahan-lahan dengan mencoba merasakan apa perbedaan yang pokok dari kuliner ala stasiun kereta Api Babat ini . Karena saya tidak ada pesan khusus maka bumbu yang disajikan untuk saya pedasnya minta ampun , sehingga ketika makan saya selingi minum es teh untuk mengurangi pedasnya bumbu pecel. Memang nasi pecel merupakan kuliner umum yang ada dimana-mana , di Jawa Tengahpun mengenal masakan pecel seperti kota Jepara , Kudus dan Demakpun ada warung khusus yang menyajikan masakan pecel ini . Tidak ada setengah jam kamipun menghabiskan nasi pecel satu piring yang menurut selera saya rasanya tidak jauh berbeda dengan menu pecel di kota lain.
“ Warung disini semua menjual nasi pecel sebagai ciri khas stasiun Kereta Api Babat ini , sehingga kapanpun mulai pagi siang sampai malam , menu nasi pecel tersedia disini . Warung saya ini buka 24 jam mas sehabis sholat ashar nanti adik saya yang nunggui warung ini sampai malam “ tutur pemilik Warung Hikmah tempat kami makan
a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_THSkkfK-J7k/S7vFPWAiiQI/AAAAAAAAAh4/hY9b60JKCJ0/s1600/DSC01244.JPG">
Harganyapun tidak begitu mahal 2 piring nasi pecel , 2 gelas es teh dan beberapa gorengan uang Rp 20 ribu masih dapat kembalian 4 ribu rupiah . Sehingga kami hitung harga nasi pecel perporsi paling mahal Rp 6 – 7 ribu rupiah . Sehingga wajar jika warung depan stasiun Babat ini pengunjungnya tidak hanya penumpang kereta api saja , namun warga seputar kota Babat dan Lamongan jika ingin merasakan nasi pecel larinya ke deretan warung ini. Selain itu pula tempat ini juga menyediakan menu-menu lain yang juga dapat mengobati rasa lapar warga kota Babat atau orang yang kebetulan berkunjung ke kota Babat.
Oleh karena itu bagi pembaca yang kebetulan berkunjung ke kota “ wingko” ini tidak ada salahnya mampir ke warung seputar stasiun Babat ini , apalagi yang mempunyai hobi naik kereta api bisa mengunjungi kota ini dengan naik kereta api. Dan jangan lupa setelah menikmati mak nyusnya nasi pecel khas Babat Lamongan jangan lupa membeli oleh-oleh berupa “ Wingko Babat”. Nah untuk yang satu ini akan kami tulis pada bagian lainnya di tunggu saja ceritanya . ( FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com
0 Response to "Merasakan Nasi Pecel Ala Stasiun Babat Lamongan Yang Juga Mak Nyus Rasanya"
Post a Comment