“ Ya gimana lagi Mas , sekarang sudah banyak kendaraan roda dua di desa-desa dulu awal-awalnya ya lumayan banget bisa dapat dua tangkep , kini satu tangkep saja sulit untung saya punya langganan bakul-bakul di pasar Kedungmutih ini ya ya masih bisa jalan . Teman-teman yang lain pilih istirahat atau untuk carteran saja , jika dipaksakan untuk ngompreng penumpang di jalur ini bisa tombok karena sepi penumpang “, ujar Ndayun (45) salah seorang Sopir angkuta jurusan Ngabul – Kedungmalang yang ditemui di pasar Kedungmutih belum lama ini.
Sepinya penumpang di jalur ini menurut Ndayun sudah ada sekitar satu tahun yang lalu , selain kondisi makin banyaknya kendaraan roda dua juga turunnya perekonomian masyarakat Jepara , sehingga mengakibatkan jarang orang ke kota untuk jalan-jalan atau belanja. Dahulu awal jalur ini dibuka cukup lumayan warga dari kota ingin melihat kondisi desa-desa yang diliwati angkuta jalur ini , begitu juga yang dari desa juga ramai datang ke kota untuk sekedar jalan-jalan atau belanja. Dengan semakin menurunnya animo yang menggunakan angkuta ini praktis penghasilan dia dan rekan-rekan turun drastic. Bahkan satu dua angkuta sudah diistirahatkan karena nambok terus , untuk ganti trayek harus mengeluarkan biaya yang cukup besar yang bisa mencapai jutaan rupiah.
“ Dulu awalnya kalau tidak sala ada sekitar 5 -6 angkuta yang melayani jalur ini , namun saat ini yang beroperasi 1 – 2 setiap harinya , sehingga para bakul yang tidak kebagian angkuta ya naik ojeg agar irit ya satu motor untuk dua penumpang “, ujar Mbah Ngatmi (56) bakul buah yang setiap hari jualandi pasar Baru desa Kedungmutih Demak.
Mbah Ngatmi yang warga Sowan Kidul Jepara menuturkan , dia naik angkuta ini ketika pulang sekitar jam 11 siang , jika berangkat dia menggunakan jasa kendaraan bak terbuka yang dapat mengangkut barang dalam jumlah banyak. Pagi sehabis subuh kendaraan bak terbuka yang menjadi langgananya menjembut para bakul dari rumah ke rumah , setelah penuh baru diantarkan menuju pasar tradisonal yang dituju. Adapun angkosnya jika berangkat pagi menggunakan kendaraan bak terbuka dia membayar Rp 4.500 – Rp 5.000,- tergantung barang yang di bawa , jika pulang naik angkuta dia mengeluarkan ongkos Rp 3.000,- - Rp 3.500,- tergantung banyak sedikitnya penumpang.
“ Bagi saya angkuta atau kendaraan bak terbuka sama saja , yang penting dapat sampai tujuan dengan selamat dan lancar , namun jika pulang lebih enak naik angkuta karena tidak kepanasan . Jika naik kendaraan bak terbuka selain panas juga debunya menganggu “ , cerita mbah Ngatmi yang mengaku jualan di Pasar Baru desa Kedungmutih ini sudah dua puluh tahun lebih. (FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)
0 Response to "Angkuta Ngabul – Kedungmalang Jepara, Sepi Penumpang"
Post a Comment