NANIK Farhatin (35) tak pernah bisa melupakan penderitaannya saat merantau ke Abu Dhabi selama 18 bulan. Bukan dirham (mata uang Abu Dhabi-Red) yang dia peroleh melainkan tekanan berat selama menjadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga di sana.
Saat ditemui, awalnya warga Kedungmutih RT 08 RW 01, Wedung, Demak itu keberatan menuturkan kisahnya lantaran malu. Oleh ayahnya Muchsin (59), perempuan bertubuh semampai itu ditegarkan hatinya supaya bersedia bercerita. Dorongan sang ayah membuat Nanik lancar bercerita.
Saat ditemui, awalnya warga Kedungmutih RT 08 RW 01, Wedung, Demak itu keberatan menuturkan kisahnya lantaran malu. Oleh ayahnya Muchsin (59), perempuan bertubuh semampai itu ditegarkan hatinya supaya bersedia bercerita. Dorongan sang ayah membuat Nanik lancar bercerita.
”Kisah sedih itu dimulai ketika baru satu bulan saya bekerja di blok Al Jasrin Abu Dhabi, Juli 2008. Saya dipungut sebagai pembantu salah satu keluarga besar melalui sebuah biro penyalur tenaga kerja. Masalah justru muncul bukan dari majikan saya melainkan dari ibunya, sebut saja namanya Fathum yang memperlakukan saya dengan tidak manusiawi,” tuturnya mengawali cerita.
Di bawah pengawasan orang tersebut, Nanik diperlakukan bak robot. Dia diberi tugas membersihkan rumah mewah dan segala perabotannya selama hampir 18 jam sehari. Meski dibantu seorang pembantu lain, Nanik hampir-hampir tak pernah beristirahat. Selain luas dan bangunannya bertingkat dua, rumah itu memiliki belasan kamar. Nanik kewalahan. Tenaganya terkuras. Alih-alih iba, Fathum justru gemas melihat dirinya mulai loyo. Wanita itu mulai berulah dan mengganggu Nanik.
Tak hanya kata-kata kotor dari mulutnya, tapi juga intimidasi dengan kekerasan.
”Kalau cuma disemprot kata-kata kotor, saya masih bisa menahan diri, Mas. Tapi intimidasinya itu yang membuat saya ketakutan. Saya pernah akan disiram air yang baru saja mendidih, pernah juga akan dipukul dengan penanak nasi elektrik.”
”Kalau cuma disemprot kata-kata kotor, saya masih bisa menahan diri, Mas. Tapi intimidasinya itu yang membuat saya ketakutan. Saya pernah akan disiram air yang baru saja mendidih, pernah juga akan dipukul dengan penanak nasi elektrik.”
Lari ke Kedubes
Khawatir dianiaya, Nanik yang baru bekerja sebulan itu lari ke Kedutaan Besar Indonesia di sana. Lantaran tak tahu arah, dia sempat berjalan kaki belasan kilometer, sebelum naik taksi untuk sampai di tujuan. Tentu saja, dia tak membawa uang sehingga pihak kedutaanlah yang membayar ongkos taksi.
Pihak keluarga Fathum lalu menjemput paksa dengan dalih Nanik sudah terikat kontrak kerja selama satu tahun dengan sang majikan. Apabila perjanjian itu diingkari, Nanik akan dilaporkan ke aparat penegak hukum setempat. Dan ikatan kontrak kerja itu memaksa perempuan yang kini menjanda itu kembali bekerja di tempat majikan. Begitu kontrak selesai, dia memutuskan pulang ke Indonesia.
Persoalan selesai? Belum. Uang hasil kerjanya yang ditabung di Bank National of Abu Dhabi Mussafah Branch tak bisa dicairkan setiba di Indonesia. Jumlahnya mencapai 10.500 dirham atau setara dengan Rp 25 juta lebih.
Persoalan selesai? Belum. Uang hasil kerjanya yang ditabung di Bank National of Abu Dhabi Mussafah Branch tak bisa dicairkan setiba di Indonesia. Jumlahnya mencapai 10.500 dirham atau setara dengan Rp 25 juta lebih.
Beberapa kali Nanik mengurus pencairan uangnya melalui transfer antarbank, juga dengan bantuan Kedubes, namun selalu gagal. Dia mengaku bahwa dulu tidak sempat memindahkan uangnya ke bank di Indonesia lantaran majikannya tidak pernah memberi istirahat atau sekadar ke luar rumah. Bukan hanya itu, salah satu buku rekening miliknya tertinggal di rumah majikan dan hingga kini tak bisa diambil.
Padahal, menurut Muchsin, uang itu sedianya untuk membiayai sekolah Achmad Nur Faizin (10) dan Fatchia Rizky (5), dua anak dari perkawinannya dengan Agus Nursalim (39).
Padahal, menurut Muchsin, uang itu sedianya untuk membiayai sekolah Achmad Nur Faizin (10) dan Fatchia Rizky (5), dua anak dari perkawinannya dengan Agus Nursalim (39).
(Hari Santoso)
Sumber Suara Merdeka : 21 Nopember 2010
0 Response to "Uang Hasil Kerja Setahun Tertahan di Bank"
Post a Comment