"Mari Berdayakan Masyarakat Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

"Mari Berdayakan Masyarakat  Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Pak Nor Jualan Martabak Sudah 40 Tahun , Pernah Pecahkan Rekor MURI


Pertigaan atau protelon kota Pecangaan Jepara jika malam tiba merupakan pusat jajanan atau kuliner malam bagi warga kota Pecangaan dan sekitarnya . Di pertigaan yang dulu dikenal sebagai pertigaan karung goni ini jika malam tiba bertebaranlah puluhan warung tenda yang menjual berbagai macam menu dari makanan kecil seperti keripik singkong, kue Bandung dan Martabak dan juga makanan berat seperti sate gule kambing, lonthong sate ayam, Nasi goreng dan juga lonthong tahu telur (LTT). Salah satu penjual kue martabak yang paling terkenal dan lama mangkal di pertigaan ini adalah pak Muhammd Nor yang setiap harinya mangkal mulai jam 4 sore sampai jam 11 malam . Dengan menggunakan kereta dorong panjang ia menggelar dan membuat dagangan martabak yang dikenal orang asli dari negeri Hindustan India. Dengan bahan baku tepung terigu, bumbu-bumbu, sayuran dan telur ia racik martabak yang dulu ia pelajari dari majikannya dulu orang keturunan India sebelum ia membuka sendiri. Terutama tekhnik pembuatan martabak bagian luar yang terbuat dari tepung terigu dan juga bumbu yang membuat martabak menjadi enak dan disukai pelanggan.

“ Sebelum saya membuka sendiri saya ikut majikan selama beberapa tahun , setelah tekhnik pembuatan dan racikan bumbu saya kuasai sayapun membuka usaha sendiri . Alhamdulillah sampai sekarang saya jualan martabak sudah 40 tahun lebih karena saya ingat saya kerja pertama kali tahun 1969  “, cerita pak M.Nor sambil membuat martabak pesanan saya.
Pak Nor cekatan meracik martabak

Pak Muhammad Nor yang asli Tegal mengaku , sebelum mangkal di Pecangaan kurang lebih 10 tahun ini ia telah melanglang buana ke berbagai kota di pulau Jawa untuk nunut hidup berjualan martabak , namun yang paling lama ya di kota Pecangaan ini . Meskipun kotanya kecil , namun minat warga kota ini akan makanan martabak tetap stabil sehingga kondisi ramai atau sepi permintaan konsumen tetap biasa oleh karena itu ia kerasan di kota ini. Meskipun seminggu atau dua minggu sekali harus menengok keluarga ke Tegal namun hal itu bukan masalah yang menganggu asalkan usahanya jalan terus karena itu satu satunya usaha untuk menghidupi keluarga. Di Pecangaan ini ia ngekos , semua pekerjaan ia kerjakan sendiri mulai menyiapkan bahan baku , meracik bumbu sampai dengan membuat martabak untuk para pelanggannya yang setiap malam datang di lapaknya. Namun demikian  ia mengaku bersyukur meski harus jauh dari keluarga namun setiap hari ia bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan , untuk membiyai kebutuhan keluarga dan juga menyekolahkan anak-anaknya.
Piagam dari Al- Marjan

“ Ya gimana ya dikatakan berat ya berat ringan ya ringan karena jauh dari keluarga , namun bagi saya ini saya syukuri karena dengan berjualan disini saya dapat penghasilan yang dapat untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan menyekolahkan anak-anak “, ujar pak M. Nor yang mengaku anggota Asosiasi Penjual Martabak dan Jajanan ( Al- Marjan) kabupaten Tegal .

Pengalaman yang cukup lama berjualan martabak inilah yang membuat pak Nor mendapat undangan dari Al - Marjan dan pemerintah daerah Tegal untuk pemecahan rekor MURI membuat Martabak Telor terbesar di Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 2008 yang lalu.Dia dan kawan-kawannya itu membuat martabak telor dengan ukuran jumbo yang setelah jadi di beli oleh Bupati atas nama pemerintah daerah Tegal yang kemudian martabnak itupun dibagi-bagikan secara beramai-ramai kepada warga kota yang menyaksikan acara pemecahan rekor ini. Selain itu dengan adanya asosiasi itu setiap tahun sekali ada acara pertemuan yang dihadiri oleh pedagang-pedagang martabak Tegal yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia .

Ketika ditanya jenis martabak yang ia jual , Pak Nor mengatakan ia menjual martabak dengan harga bervariasi tergantung dengan keinginan konsumen dari harga Rp 8.000,- - Rp 50.000 tergantung dari besar kecilnya dan juga bahan-bahannya. Untuk martabak yang biasa ini yang cukup laris selain harganya ekonomis juga bisa dinikmati siapa saja , isiannya selain sayur-sayuran , telur juga ada daging cincangnya . Jika yang super selain besar ukurannya , isinyapun beragam selain telur ada daging dengan ukuran besar-besar , sehingga dinikmati oleh semua keluargapun cukup karena ukurannya yang besar itu. Selain martabak telur pak Nor ini juga menyediakan martabak manis berbagai ukuran untuk para pelanggannya , martabak ini rasanya mirip dengan roti bakar namun ada rasa khasnya tersendiri.

Kereta dorong setiap sore sampai malam mangkal di pertigaan Pecangaan
“ Kamipun menerima pesanan membuatkan martabak ini untuk berbagai acara , entah itu perkawinan ,khitanan atau yang lainnya bagi yang ingin pesan dapat datang ke lapak saya di pertigaan pabrik plastic Pecangaan kami menerima dengan senang hati “, ujar Pak M.Nor berpromosi dan menutup sua. (FM)

Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com



0 Response to "Pak Nor Jualan Martabak Sudah 40 Tahun , Pernah Pecahkan Rekor MURI"

Post a Comment

"BLOGNYA WARGA DEMAK DAN SEKITARNYA "
Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi dapat mengirim tulisan apa saja artikel, Berita, Foto dan apa saja yang bermanfaat ke Email : pakardans94[at]gmail.com, Dan jika anda mempunyai informasi yang perlu diliput dapat menghubungi Redaksi Phone:
085 290 238 476
Bagi anda yang mempunyai usaha apa saja yang ingin dipublikasan via media internet dan menghubungi Redaksi
Bila anda peduli dengan kemajuan blog ini dapat berbagi dengan kami
Donasi bisa dikirimkan via pengelola blog :
Nama : FATKUL MUIN
Bank : BRI UNIT PECANGAAN KULON JEPARA
NO REK : 5895-01-000092-53-8
" Marilah Kita Bersama Berdayakan Warga Demak Agar di Kenal Di Dunia "