“ Saya di beri honor oleh sekolah 500 ribu rupiah dan setiap enam bulan sekali saya juga menerima tunjangan dari daerah yang besarnya sekitar 200 ribu setiap bulan . Berapaun besarnya honor saya terima mudah-mudahan berkah untuk keluarga saya “, ujar ibu Nurul Hanifah ( 40 ) kepada Kompasiana yang mewawancarainya.
![]() |
Ibu Nurul Hanifah |
Karena keinginannya untuk menjadi guru terus berkecamuk melihat peluang guru agama yang minim iapun banting setir ikut perkuliahan di DII UT PGSD yang harapannya nanti ikut bersaing dalam tes CPNS guru SD. Dengan biaya dan waktu yang cukup iapun belajar terus sampai gelar ahli muda pendidikan diraihnya dan dengan bekal ijasah itupun ia mengikuti tes CPNS untuk formasi Guru SD bersama ratusan pelamar lain. Namun kembali nasibnya belum baik iapun gagal lagi untuk dapat menduduki guru SD PNS, sedangkan umur terus mengejarnya sehingga saat ini ia memasuki masa limit usia untuk menjadi PNS. Sehingga iapun merasa pesimis untuk menjadi PNS jika peraturan pemerintah tentang usia maksimal menjadi PNS tersebut diberlakukan .
“ Jika aturan itu tetap diterapkan saya pesimis untuk bisa diangkat menjadi PNS , karena saat ini usia saya sudah 40 tahun. Oleh karena itu kemarin kami para guru wiyata bhakti seluruh Indonesia berdemo ke Jakarta mohon peraturan itu jangan duterapkan pada kami guru wiyata bakti . Mohon kami-kami ini segera diangkat menjadi PNS karena telah puluhan tahun menyumbangkan tenaga untuk bangsa dan negara “ ujar Nurul Hanifah yang juga ikut berdemo ke Jakarta mewakili guru Wiyata bhakti dari Demak.
Selain dirinya masih ada ratusan guru wiyata bakti Demak yang nasibnya tidak jelas seperti dirinya . oleh karena itu dia berharap guru-guru wiyata bakti seperti dirinya diberkan dispensasi khusus untuk segera diangkat menjadi PNS seperti di daerah lain . Sehingga kehidupan keluarganya lebih baik dan juga mempunyai masa depan seperti guru-guru PNS yang lain . Untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya karena honor yang amat minim itu membuat suaminya merantau ke tempat lain untuk mencari penghasilan , sehingga keluarganya dapat berkumpul penuh dalam waktu-waktu tertentu.
Keseriusannya untuk tetap menjadi guru ia wujudkan terus kuliah di SI PGSD agar ke depan lebih professional dalam mengajar . Meskipun dalam pembiayaan kuliah ini ia jatuh bangun dalam memenuhinya karena terbentur juga kebutuhan keluarga yang juga besar karena ketiga anaknya juga telah beranjak dewasa. Satu harapannya adalah bisa diangkat menjadi PNS seperti guru-guru yang lain sehingga cita-cita dahulu terwujud menjadi kenyataan .
“ Sekali lagi kami mohon kepada Menteri PAN kami-kami guru yang telah puluhan tahun berwiyata bakti ini jangan dirumahkan , tolong kami ini secepatnya diangkat menjadi PNS . Itu saja permintaan kami mungkin jika permintaan kami ini tidak dipenuhi kami kembali akan demo ke Jakarta “, ujar Ibu Nurul Hanifah menutup sua. (FM)
maju terus pantang mundur mbakyu......
ReplyDelete