![]() |
Maskuri dan Yanto |
" Ya karena ini merupakan pekerjaan saya , ya harus kita syukuri mas meski kadang harus pulang malam karena mencari dagangan beras sampai pelosok-pelosok . Namun bos kami pengertian jika pulang malam kita ditambah uang lemburan. Upah saya harian yaitu Rp 50.000,- bersih sudah dapat makan , jika pulang malam kita ditambah lemburan kadang Rp 20.000 kadang pula lebih ", aku Maskuri yang ditemui di pasar baru desa Kedungmutih belkum lama ini.
Maskuri yang baru tiga tahunan berprofesi sebagai sopir pengantar beras mengaku , meski hasilnya tidak sebesar sopir luar kota namun dalam hati lebih tenang karena dekat dengan keluarga terutama anak-anak . Dia berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi ke rumah bosnya yang jauhnya kurang lebih 10 Km denga naik angkot , sampai di rumah bos tinggal tunggu komando jika beras persediaan habis maka iapun bersama bos mencari beras ke tempat penggilingan beras atau gudang dolog . Namun jika persediaan beras masih iapun berangkat ke pasar-pasar bersama bos nya untuk mensuplai beras ke pelanggannya dengan cara ditinggal dulu dan bayarnya tempo bebera hari atau jika dagangan habis kemudian diisi kembali.
" Untuk usaha penjualan beras ke pasar-pasar ini kebanyakan pembayaran mundur beberapa hari atau jika barang habis diisi kembali , jarang bakul yang membayar kontan . Namun demikian bos saya pun tidak sembarang orang ditinggali barang namun melihat juga kondisi atau karakter bakul itu ", ujar Maskuri.
Selain dia sebagai sopir ada satu lagi tenaga bagian angkut beras dari mobil menuju ke kios-kios para bakul namanya Yono ( 24) warga desa Lebuawu kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara . Yonopun mengaku bersyukur dengan profesinya itu meski harus bekerja keras dengan mengangkut beras yang jumlahnya puluhan zak setiap hari namun ia tidak merasa keberatan. Memang itulah kebisaan dia , yaitu modal tenaga saja daripada harus merantau ke luar daerah yang jauh dari keluarga mending kerja di daerah sendiri meski hasil kecil namun setiap hari bisa kumpul dengan keluarga .
" Karena pekerjaan saya sebagai kuli angkut penghasilan saya ya dibawah mas Maskuri , namun berapaun penghasilan saya itu saya tetap bersyukur . Daripada nganggur tidak ada pekerjaan pikiran pusing malah menimbulkan hal yang kurang baik. Bagi saya pekerjaaun apapun jika hasilnya halal saya tekuni ", kata Yono sambil menggendong 2 zak beras seberat 50 Kg menuju kios pasar .
Yono yang menekuni pekerjaan sebagai kuli panggul beras sudah tiga tahun ini mengatakan, jika dilihat pekerjaannya cukup berat karena setiap hari harus mengangkut beras puluhan zak beras setiap hari . Namun jika sudah melihat hasilnya pekerjaan itu menjadi ringan apalagi jika sampai dirumah sudah ditunggu anak dan istrinya hati ini rasanya senang bukan kepalang . Uang penghasilannya sebagai kuli diberikan kepada istri untuk belanja sehari-hari dan juga keperluan lain. Meski kadang di dalam hatinya terbersit untuk beralih profesi lain yang lebih ringan , namun karena dia tidak mempunyai keahlian lain maka fikiran itupun ia buang jauh-jauh.
" Ya gimana lagi ya memang hanya ini keahlian saya , meski setiap hari harus angkut beras puluhan zak ya jalani saja , yang penting hasilnya halal dan barokah untuk semua keluarga ", ujar Yono menutup sua . (FM)
yoi semuah yang halal selalu membawa berkah continuesly
ReplyDelete