Usaha Ikan Kering Kedungmalang Jepara , Butuh Sentuhan Pemerintah Agar Bertambah Maju
Jepara – Saat ini desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara merupakan desa sentra usaha pengeringan ikan. Di desa pesisir ini setiap hari diolah puluhan kwintal ikan yang kemudian dikeringkan , setelah kering ikan itu dipasarkan ke pasar-pasar tradisional seputar kota Jepara, Kudus dan juga Semarang. Selain itu banyak pula pengepul dari luar kota yang datang ke desa ini untuk kulakan ikan kering yang selanjutnya dipasarkan ke lain daerah . Aktifitas yang dilakukan sekitar 100 KK ini terlihat nyata jika musim kemarau tiba , ditanah-tanah kosong halaman rumah dan pinggir jalan mereka mengeringakan ikan berbagai jenis .
” Ya beginilah aktifitas warga desa kami jika musim kemarau seperti ini merupakan rejeki mereka karena mereka bisa mengeringkan ikan dengan cepat . Namun ya tempat untuk mengeringkannya belum tertata rapi jika dilihat kurang nyaman ”, ujar Ahmad Munif (40) warga desa Kedungmalang yang juga Anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa).
Munif mengatakan , usaha pengeringan ikan di desa Kedungmalang ini sudah ada sejak dulu namun jumlah pengusaha tidak sebanyak sekarang. Usaha mereka berkembang sekitar 5 tahun yang lalu dan terus berkembang hingga tahun ini . Dulu yang membuka usaha pengeringan ikan ini hanya 5 – 6 orang , namun saat ini jumlah mereka kalau tidak salah hitung ada sekitar 100an dari usaha kecil sampai yang tergolong besar. Adanya usaha pengeringan ikan ini bisa menekan angka pengaangguran, utamanya ibu-ibu dan remaja putri. Meski mereka tidak punya usaha pengeringan ikan , namun mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan ikut mengolah ikan. Diantaranya membersihkan ikan , mengeluarkan isi sampai dengan mengeringkannya dalam wadah-wadah yang terbuat dari bambu.
Khusus untuk ikan kering tempong ( Blenyik: jawa ) yang terbuat dari kepalan kecil ikan teri yang diberi bumbu garam cara penghitungan upahnya menggunakan sistem borongan perwadah (gadang: jawa ). Upah satu gadang tergantung dari besar kecilnya ada yang Rp 2.500 – Rp 3.000. jika sehari mereka bisa menyelesaikan 4- 6 gadang tempong mereka bisa mendapatkan upah Rp Rp10 ribu – Rp 15 ribu . Selain ibu-ibu dan remaja putri , jika waktu libur sekolah banyak anak-anak sekolah ikut juga membuat ikan teri kering (tempong) ini . Uang yang mereka dapatkan biasanya dipergunakan untuk jajan atau memberli keperluan sekolah .
Adanya usaha pengeringan berbagai ikan ini Munif mengharapkan adanya sentuhan pembinaan dari pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan produksi , manajemen dan juga pemasaran. Saat ini para pengusaha ikan kering ini pengolahannya menggunakan caranya sendiri sehingga tidak ada inovasi-inovasi baru misalnya dengan memberikan rasa pada ikan kering , pengepakan yang bagus . Sehingga hasil produksinya tidak hanya masuk di pasar-pasar tradisional saja , diharapkan produksi mereka bisa masuk mini market atau super market di kota-kota besar. Untuk permodalannyapun perlu sentuhan misalnya dengan memberikan kredit yang lunak agar usaha mereka semakin berkembang . Yang tak kalah pentingnya lagi adalah adanya pasar khusus di desa Kedungmalang yang menjual berbagai macam jenis ikan kering , sehingga mereka yang ingin membeli ada tempat khusus.
” Oleh karena itulah kami mengharapkan adanya sentuhan pemerintah untuk para pengusaha ikan kering di desa kami sudah saatnya mereka mendapatkan arahan dan pembinaan agar usaha mereka semakin besar ”, harap Munif yang juga guru swasta menutup sua. (FM)
0 Response to "Usaha Ikan Kering Kedungmalang Jepara , Butuh Sentuhan Pemerintah Agar Bertambah Maju"
Post a Comment