![]() |
Miftah (15) menarik gerobag air |
“ Habis bagaimana untuk melanjutkan sekolah orang tua tidak ada biaya , daripada nganggur ya bekerja seadanya lumayan bisa bantu-bantu orang tua “, ujar Miftah yang ditemui kabarseputarmuria.lokal.detik.com Minggu (17/7/2011)
Meskipun berat Miftah mengaku tidak bisa menolak pekerjaan itu , selain mendapatkan penghasilan yang bisa dipergunakan untuk jajan dan membeli yang lainnya . Kadang-kadang upahnya juga diberikan ke ibunya untuk menambah belanja sehari-hari. Setiap harinya jika kondisi ramai dia bisa membawa pulang uang Rp 15.000 – 20.000,- . Namun jika kondisi sepi paling-paling ia hanya mendapatkan uang Rp 5.000,- - Rp 10.000,- yang hanya sekali atau dua kali jalan.
Sementara H. Ahmad warga dukuh Mantren desa Mutih Kulon yang ditemui mengatakan , sebenarnya di tempatnya sudah ada air bersih dari PAMSIMAS yang dikelola oleh desa. Namun karena kondisi airnya yang tidak layak untuk minum maka warga membeli air bersih yang diambil dari Welahan Jepara dengan menganti ongkos angkut Rp 2,000,- setiap jrigennya. Kondisi ini berlangsung jika simpanan air hujan penduduk habis dipergunakan untuk kebutuhan minum sehari-hari.
![]() |
air bersih untuk minum sehari hari |
“ Untuk kebutuhan MCK( mandi ,cuci dan kakus )air dari PAMSIMAS sudah cukup meski kadang pasokannya kurang lancar , mudah-mudahan ke depan dukuh Mantren ini mempunyai unit pengolahan air tersendiri toh sumbernya sudah ada di sekitar makam desa “, ujar H. Ahmad yang juga tokoh masyarakay setempat. (FM)
0 Response to "Anak sekecil Itu Berkelahi Dengan Waktu"
Post a Comment