![]() |
Panen garam air asin jadi manis |
Jepara – Petani garam Jepara bulan ini sudah merasakan manisnya air laut karena lahan garam yang di garap beberapa bulan yang lalu telah membuahkan hasil. Air laut yang rasanya asin kini tidak berasa asin lagi karena telah menjadi garam dan garam tersebut akan menjadi uang setelah mereka jual pada pengepul. Jika sudah panen raya garam-garam tersebut bisa diambil setiap dua hari sekali yang berarti uang merekapun terus masuk , selain untuk kebutuhan sehari-hari juga bisa ditabung untuk keperluan lainnya. Oleh karena itu jika kita datang ke lahan garam maka ada keramaian tersendiri , seperti para petani sibuk memanen lahannya , kuli dan buruh gendong mengangkut garam . Sementara para pengepul mempersiapkan mobil untuk diisi garam yang seterusnya di pasarkan ke tempat yang membutuhkan.
” Ya kalau sudah begini rasa asin laut bagi kami terasa manis karena setiap hari saya bisa memungut garam sehingga uang setiap hari selalu ada karena kami jual pada pengepul. Kita tinggal isi air laut terus besok pagi bisa kita panen begitu seterusnya”, ujar H. Abdul Hadi petani garam dari desa Kedungmalang yang ditemui oleh kabarseputarmuria di ladangnya Kamis (28/7/2011).
Abdul Hadi yang telah lebih dua puluh tahun menjadi petani garam mengatakan , tahun lalu ladangnya tidak menghasilkan garam karena musim hujan yang berkepanjangan sehingga tahun lalu dia merugi puluhan juta. Namun pada tahun ini ladangnya telah menghasilkan garam meski baru beberapa hari panen hasilnya telah ia rasakan karena hasil panen awal ini langsung ia jual kepada pengepul karena harga masih baik. Selain itu uangnya juga dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga seluruh hasil panennya sementara ini ia jual. Nanti setelah kebutuhan terpenuhi selanjutnya garam hasil panen di ladangnya akan ia simpan di dalam gudang dan ia jual nanti jika membutuhkan uang lagi atau harga naik.
![]() |
” Untuk harga pada panen awal ini masih baik berkisar Rp 45 ribu – Rp 60 ribu setiap kwintalnya , selain garam belum begitu banyak karena tahun lalu tidak ada garam juga gudang garam petani masih kosong. Namun kita mengharapkan jika panen raya nanti harga garam jangan sampai anjlok total seperti tahun-tahun yang sudah , oleh karena itu kita harapkan bantuan pemerintah untuk mengendalikan harga garam jangan sampai jatuh lagi”, ujar Abdul Hadi sambi memanen garamnya.
Menurut Abdul Hadi kehancuran harga garam di kala panen raya biasanya adalah permainan para pengepul karena pada kenyataannya harga jual mereka ke lain daerah turunnya tidak begitu banyak . Namun karena hasil garam cukup banyak dan jumlah pengepul terbatas merekapun dapat mempermainkan harga seenaknya . Bagi petani yang mempunyai simpanan uang untuk kebutuhan sehari-hari hal ini tidak ada masalah , garam mereka langsung mereka masukkan dalam gudang . Namun bagi petani garam pemaro atau penyewa yang tidak punya modal lebih biasanya membiarkan garam mereka di beli oleh pengepul dengan harga murah.
![]() |
0 Response to "Petani Garam Jepara , Kini Rasakan Manisnya Air Laut"
Post a Comment