![]() |
Agus Purwanto meracik jamu |
Jepara – Meski saat ini sudah era digital dan pengobatan sudah modern , namun jamu tradisional masih menjadi pilihan alternatif bagi warga masyarakat untuk menyembuhkan penyakitnya atau sekedar jaga kesehatan. Selain harganya yang relatif murah , khasiatnya juga tidak kalah dengan obat buatan pabrik. Sehingga dimanapun kita berada masih bisa kita saksikan para ibu-ibu yang menjual jamu dengan cara menggendog bakul ataupun bapak-bapak yang mengendarai sepeda atau sepeda motor.
Meski saat ini telah memasuki bulan puasa namun para penjual jamu keliling masih menjajakan dagangannya , selain menemui pelanggannya juga dalam rangka mengais rejeki dari usaha penjulalan jamu tradisonal ini. Namun ada yang beda dari jam berangkat dan pulangnya, jika hari biasa mereka berangkat jam 8 pagi dan pulangnya habis shalat ashar atau menjelang maghrib. Jika bulan puasa berangkatnya habis shalat ashar dan pulangnya sekitar jam 9 malam atau dagangan habis.
” Ya karena udah pekerjaan sehari-hari meski bulan puasa kita tetap jualan , namun jamnya kita undurkan biasanya berangkat pagi jadi berangkat sore dan pulangnya ya jika dagangan habis atau jam 9 malam ”, ujar Agus Purwanto (27) penjual jamu keliling yang warga desa Sowan kidul kecamatan Kedung.
Meski orang Jepara asli namun Agus mengaku , keluarganya semua mahir membuat jamu tradisional . Kepiawaiannya membuat jamu gendong didapatnya ketika keluarganya merantau ke daerah Solo , disana selain bekerja waktu-waktu luangya digunakan untuk belajar meramu jamu dari tetangga kanan kirinya yang kebanyakan usahanya membuat jamu gendong. Sekembalinya dari Solo bapak dan ibunya kepikiran untuk mempraktekkan ketrampilannya membuat jamu tradisional, selain kerja pokok sebagai petani. Jamu yang dibuatnya tersebut coba diiderkan ke tetangga kanan kirinya , respon cukup baik selain tetangga iapun mencoba untuk keliling ke desa lain .
” Alhamdulillah sampai sekarang saya jual jamu sudah 3 tahunan , dan hasilnya lumayan bisa untuk menghidupi keluarga . Meski setiap hari harus keliling kampung namun bagi saya tidak begitu memberatkan karena ider pakai motor ” , aku Agus Purwanto.
![]() |
Agus ider jamu naik motor |
” Ya kalau seperti beras kencur , kunir asam , temu hitam paling Rp 1.000,- setiap gelasnya , tetapi jika ada tambahan jamu sacetnya misalnya untuk pegal linu, sekalor atau yang lainnya biasanya jadi Rp 2.000,- - Rp 3.500,- tergantung harga jamu sacetnya ”, ujar Agus menutup sua.(Fatkhul Muin )
0 Response to "Bulan Puasa , Jualan Jamu Keliling Jalan Terus"
Post a Comment