![]() |
Penjaja air mengisi jrigen |
Jepara - Musim kemarau yang berjalan beberapa bulan ini membuat sumur-sumur warga di pesisir Wedung Demak mulai kering , selain itu tandon air berupa bak-bak dan juga kolam (blumbang) airnyapun mengering. Sehingga kebutuhan air bersih mereka kini membeli dari penjaja air keliling yang menggunakan sepeda , sepeda motor dan mobil. Para penjaja air juga membeli air bersih dari “Warung Air “ PDAM Jepara di desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara. Akibatnya kini setiap harinya warung air ini diserbu oleh penjaja air ataupun warga yang juga membeli air untuk kebutuhannya sendiri . Tidak hanya pagi hari saja , malam haripun warung air ini diserbu oleh warga desa yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhannya sendiri.
“ Ya beberapa hari ini warung air ini mulai ramai didatangi warga pesisir Wedung , jika pagi hari kebanyakan yang membeli adalah penjaja air keliling , namun jika malam hari biasanya yang datang kesini adalah warga untuk kebutuhan sendiri “, ujar H. Manto pengelola warung air desa Kedungmalang yang ditemui wartawan kabarseputarmuria Minggu (21/8/2011)
Menurut H. Manto adanya warung air ini pada mulanya diperuntukkan untuk warga desa Kedungmalang yang masih kekurangan air bersih jika musim kemarau tiba , karena debit pipa PDAM yang kecil. PDAM mengisi tangki warung air tersebut menggunakan mobil tangki dari Jepara , namun semenjak sambungan pipa ditambah maka tidak ada lagi pengisian air dengan tangki karena air bersih di desa Kedungmalang sudah tercukupi. Sehingga fungsi dari warung air tersebut beralih menyediakan air bersih bagi warga desa tetangga yaitu pesisir di kecamatan Wedung seperti desa Kedungmutih, Babalan, Kedungkarang yang belum tersambung pipa PDAM.
Sutarno (53) penjaja air dari desa Kedungmutih mengatakan , jika musim kemarau tiba dia setiap harinya mengambil air dari warung ini puluhan jrigen yang kemudian ia distribusikan ke rumah-rumah warga yang membutuhkan. Satu kali jalan ia membawa 4-5 jrigen air dengan upah Rp 5.000,- - Rp 8.000,- tergantung dari jauh dekatnya rumah warga. Setiap jrigennya ia membayar Rp 250,- - Rp 500,- pada pengelola warung air . Setiap hari rata-rata ia bisa mengantarkan air kerumah warga 6 – 8 kali tergantung dari kebutuhan warga.
![]() |
Penjaja air dengan sepeda |
“ Ya jika ramai sehari bisa dapat Rp 50 ribu setelah dipotong bensin , jika kondisi sepi ya Rp 30 ribu dapat , untungnya lagi setiap hari kebutuhan air keluarga kami terpenuhi “, ujar Sutarno yang ditemui di warung air.
Sementara itu Hamdan Kepala Desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria mengatakan , kekurangan air bersih di musim kemarau bagi warganya adalah hal yang biasa dan sudah puluhan tahun berjalan . Fihaknya kini mengajukan pipanisasi pada pemerintah untuk kolam desa disebelah pasar. Kolam tersebut meski tidak begitu besar namun bermanfaat sekali bagi warga desa utamanya masyarakat bawah . Meski airnya hanya untuk MCK saja namun itu cukup berarti bagi mereka karena mereka tidak mempunyai sumur . Harapan dia ke depan desanya bisa teraliri pipa PDAM Demak , sehingga kebutuhan air bersih terpenuhi , seperti desa Kedungmalang Jepara.
“ Saya sudah terus mengusulkan adanya sambungan pipa PDAM Demak untuk warga desa Kedungmutih, namun karena keterbatasan anggaran selalu gagal. Tahun ini kami mencoba mengajukan pipanisasi dan pengolahan air seperti PAMSIMAS . Mudah-mudahan tahun depan tidak ada lagiu masalah air bersih bagi warga kami “, ujar Hamdan yang menjabat kepala desa sudah dua periode ini. (FM)
0 Response to "Warung Air Kedungmalang Diserbu Warga Pesisir Wedung Demak"
Post a Comment