Demak – Desa Pasir kecamatan Mijen
Kabupaten Demak sejak dulu dikenal sebagai daerah pemasok bawang merah untuk
daerah Demak dan sekitarnya. Sehingga setiap tahunnya dari desa ini dihasilkan
puluhan ton bawang merah yang dipasarkan ke berbagai daerah ,bahkan ada juga
yang dibawa ke luar Jawa Tengah . Dari desa Pasir inilah kemudian budidaya
bawang merah berkembang ke desa desa lainnya sehingga menambah jumlah produksi
bawang di kabupaten Demak .
Jika kita
berkunjung ke desa ini kita akan menjumpai bawang-bawang merah yang ditata rapi
di depan rumah sebagai cara untuk menyimpan agar lebih awet jika diperlukan.
Bawang-bawang merah tersebut selain untuk persediaan bibit yang akan ditanam
kemudian , juga dijual bagi yang membutuhkan yang selanjutnya dipasarkan ke
pasar-pasar tradisional. Bawang merah tersebut
hasil panen sebelumynya yang sengaja disisakan atau disimpan , karena
harganya pada waktu panen raya biasanya lebih murah . Agar harga mengalami
kenaikan maka bawang merah tersebut disimpan dengan cara digantung di teras
rumah.
“ Ya karena
harga yang selalu naik turun maka ketika panen raya warga disini banyak yang
menyimpan sebagian karena harganya ketika panen anjlog. Selain untuk simpanan
dijual kemudian , sebagian juga untuk
bibit yang akan ditanam kembali jika mulai ada hujan “, ujar Sugiyono (45)
petani bawang merah dari desa Pasir pada kabarseputar muria .
Sugiyono yang
telah sepuluh tahun lebih bertanam bawang merah mengatakan , usaha budidaya
tanaman bawang merah bagi warga desanya merupakan usaha pokok disamping
bertanam padi. Hampir semua warga desa pasir berprofesi sebagai petani bawang
merah seperti dirinya. Setiap tahunnya usaha budidaya tanam bawang merah ini
bisa panen 2 – 3 kali tergantung dari baik dan buruknya musim . Sehingga selain
di rumahnya simpanan bawang merah yang tergantung di teras-teras rumah bisa
kita jumpai disetiap gang perumahan warga desa Pasir.
Menurut Sugiyono
usaha budidaya bawang merah membutuhkan modal yang cukup banyak , selain untuk
pembelian bibit , pengolahan tanah , obat-abatan juga dipergunakan untuk tenaga
pengolahan tanah. Setiap lupitnya membutuhkan modal 7- 8 juta dengan asumsi
tebar benih 3 – 4 kwintal , jika panen bagus hasil yang didapatkan bisa
mencapai 1 - 1,5 ton. Tidak semua petani mempunyai modal sebanyak itu oleh
karena itu diperlukan suntikan modal dari perbankan atau koperasi yang ada atau
juga dari kredit program pemerintah dari instansi terkait.
“ Kebanyakan
petani bawang disini tergolong petani kecil sehingga jika musim tanam tiba
mereka mencari pinjaman ke sana kemari . Seperti saya sendiri beberapa bulan
ini mau tanam lagi namun modal belum ada persiapan hanya bibit ini . Mohon
kepada pemerintah menyediakan dana pinjaman untuk para petani bawang agar
mereka lebih bergairah untuk menanam bawang “, harap Sugiyono.(FM)
![]() |
http://www.dbc-network.com/index.php?id=carahebathttp://www.dbc-network.com/index.php?id=carahebat |
trim infonya jaya trs petaniku.
ReplyDelete