Jakarta -
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berjanji akan memperjuangkan penambahan alokasi
anggaran program peningkatan produksi garam lokal. DPR juga mengkritik
perseteruan antar kementerian pemerintah cuma gara-gara garam impor.
"Intervensi pemerintah yang sekarang sudah mulai jalan bersama DPR melalui anggaran PUGAR (Pengembangan Usaha Garam Rakyat) dengan lebih masif lagi, sekarangkan jumlah jangkauan PUGAR masih terbatas, kita harap kegiatan ini bisa tambah anggaran agar petani garam bisa lepaskan diri kungkungan produktivitas yang selama ini selalu rendah," kata Ketua Komisi IV DPR-RI Romahurmuziy saat ditemui di gedung DPR, Selasa (13/9/2011).
Ia mengatakan untuk meningkatkan produksi garam lokal sangat diperlukan intervensi dari negara secara maksimal. Kendala yang dihadapi pada produksi garam lokal adalah SDM, modal, skala keekonomian.
"Kami menyambut baik penghentian impor garam yang diperkirakan pada musim kemarau yang sekarang berjalan kan produksi berjaan baik, kita harap seluruh instansi pemerintah konstsisten sepakati tata niaga yang sudah ditetapkan jangan sampai antara satu dengan yang lain hanya karena perbedaan kuantitas importasi," katanya.
Saat ini, lanjut Romahurmuziy, harus ada langkah-langkah untuk membuat petani garam lokal meningkatkan kesejahteraannya. Ego sektoral antar kementerian harus tak terulang karena yang dirugikan adalah petani garam.
"Saya harap dengan adanya momentum perselisihan antara instansi pemerintah yang muncul di permukaan ke depan nggak akan terjadi lagi, dan instansi teknis jadi leading sektor dalam menentukan boleh tidaknya berapa jumlahnya dan kualitasnya," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berencananya akan menambah anggaran peningkatan produksi garam tahun ini dari Rp 96 miliar akan ditambah hingga Rp 60 miliar. Tahun depan Fadel menargetkan anggaran peningkatan produksi garam rakyat akan mencapai Rp 150 miliar.
"Rp 96 miliar ada anggaran, itu masih kurang, saya sudah bilang ke Pak Hatta, dan nanti akan dibicarakan ke presiden untuk tambah anggaran peningkatan produksi garam rakyat. Saya kira nggak butuh besar, tapi kalau butuh kita bisa dapat Rp 50-60 miliar (tambahan 2011) itu bisa jadi," kata Fadel beberapa waktu lalu.
Program peningkatan produksi garam tertuang dalam Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan anggaran sebesar Rp 96 miliar. Sebanyak Rp 76 miliar dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diperuntukan kepada 2.057 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan target dapat menjangkau 14.400 petambak garam.
Program PUGAR dilaksanakan di 40 kabupaten atau kota pada 10 propinsi yang memiliki tambak garam rakyat. Total lahan yang digunakan untuk memacu produksi garam melalui PUGAR adalah seluas 22.509,47 hektar.
Lokasi peningkatan produksi garam rakyat dibagi berdasarkan dua zona. Zona pertama mencakup 9 kabupaten atau kota seluas 15.033 ribu hektar sebagai sentra utama yaitu Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban dan Nagekeo. Zona kedua sebanyak 31 kabupaten atau kota seluas 7.476 ribu hektar sebagai sentra penyangga pelaksanaan pengembangan usaha garam rakyat.
(hen/ang)
"Intervensi pemerintah yang sekarang sudah mulai jalan bersama DPR melalui anggaran PUGAR (Pengembangan Usaha Garam Rakyat) dengan lebih masif lagi, sekarangkan jumlah jangkauan PUGAR masih terbatas, kita harap kegiatan ini bisa tambah anggaran agar petani garam bisa lepaskan diri kungkungan produktivitas yang selama ini selalu rendah," kata Ketua Komisi IV DPR-RI Romahurmuziy saat ditemui di gedung DPR, Selasa (13/9/2011).
Ia mengatakan untuk meningkatkan produksi garam lokal sangat diperlukan intervensi dari negara secara maksimal. Kendala yang dihadapi pada produksi garam lokal adalah SDM, modal, skala keekonomian.
"Kami menyambut baik penghentian impor garam yang diperkirakan pada musim kemarau yang sekarang berjalan kan produksi berjaan baik, kita harap seluruh instansi pemerintah konstsisten sepakati tata niaga yang sudah ditetapkan jangan sampai antara satu dengan yang lain hanya karena perbedaan kuantitas importasi," katanya.
Saat ini, lanjut Romahurmuziy, harus ada langkah-langkah untuk membuat petani garam lokal meningkatkan kesejahteraannya. Ego sektoral antar kementerian harus tak terulang karena yang dirugikan adalah petani garam.
"Saya harap dengan adanya momentum perselisihan antara instansi pemerintah yang muncul di permukaan ke depan nggak akan terjadi lagi, dan instansi teknis jadi leading sektor dalam menentukan boleh tidaknya berapa jumlahnya dan kualitasnya," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berencananya akan menambah anggaran peningkatan produksi garam tahun ini dari Rp 96 miliar akan ditambah hingga Rp 60 miliar. Tahun depan Fadel menargetkan anggaran peningkatan produksi garam rakyat akan mencapai Rp 150 miliar.
"Rp 96 miliar ada anggaran, itu masih kurang, saya sudah bilang ke Pak Hatta, dan nanti akan dibicarakan ke presiden untuk tambah anggaran peningkatan produksi garam rakyat. Saya kira nggak butuh besar, tapi kalau butuh kita bisa dapat Rp 50-60 miliar (tambahan 2011) itu bisa jadi," kata Fadel beberapa waktu lalu.
Program peningkatan produksi garam tertuang dalam Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan anggaran sebesar Rp 96 miliar. Sebanyak Rp 76 miliar dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diperuntukan kepada 2.057 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan target dapat menjangkau 14.400 petambak garam.
Program PUGAR dilaksanakan di 40 kabupaten atau kota pada 10 propinsi yang memiliki tambak garam rakyat. Total lahan yang digunakan untuk memacu produksi garam melalui PUGAR adalah seluas 22.509,47 hektar.
Lokasi peningkatan produksi garam rakyat dibagi berdasarkan dua zona. Zona pertama mencakup 9 kabupaten atau kota seluas 15.033 ribu hektar sebagai sentra utama yaitu Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban dan Nagekeo. Zona kedua sebanyak 31 kabupaten atau kota seluas 7.476 ribu hektar sebagai sentra penyangga pelaksanaan pengembangan usaha garam rakyat.
(hen/ang)
0 Response to "DPR Janji Tambah Anggaran Peningkatan Produksi Garam"
Post a Comment