![]() |
Salah satu ruang kelas setelah didesaign |
Jepara - Suhu persaingan antarkelas sudah terasa,
mengingat design kelas atau lomba 5 K yang semakin dekat. Lomba yang meliputi
kebersihan, kekeluargaan, keindahan, keamanan dan ketertiban tersebut
rencananya akan dilaksanakan pada awal bulan November. Hampir disemua kelas
telah melakukan perbaikan dan menghias kelasnya masing-masing.
Drs. Rohmadi AF, kepala Madrasah
Aliyah Walisongo menuturkan bahwa pada tahun ini ada beberapa perubahan
mengenai teknis pelaksanaan dan aspek penilaian. “Pada tahun ini pelaksanaan
lomba 5 K akan kami laksanakan secara mendadak. Hal tersebut bertujuan agar
kami dapat mengetahui kelas yang benar-benar sesuai dengan kriteria 5 K,”
tuturnya.
Wali kelas harus ikut
berpartisipasi, mengkoordinir anak didiknya sehingga akan terjalin sebuah
keluarga kecil yang harmonis dan kokoh. “Apabila wali kelas ikut bergotong
royong memperbaiki ruang kelasnya maka akan tercipta suatu kesatuan yang utuh
dan akan lebih mendekatkan diri antara pendidik dengan peserta didik,”
lanjutnya.
Beliau juga menambahkan bahwa
siswa dibebaskan untuk mendesign kelas sesuai dengan kretivitasnya masing
masing. ”Siswa bebas untuk mendesign kelasnya sesuai dengan harapan dan
kreatifitasnya asalkan tidak melangar tata tertib madrasah yang ada,” tambah
Rohmadi.
Mukhlisin, S.Pd, M.Sc koordinator
lomba desaign kelas mengungkapkan bahwa kriteria penilaian akan ditambah
dengan ketertiban berseragam dan absensi
shalat jamaah. “Kerapian berseragam, membawa mukena bagi yang putri dan absensi
solat jamaah yang baik juga menjadi penilaian kami dalam menentukan juara lomba
5 K pada tahun ini,” ungkapnya.
Persaingan Meningkat
![]() |
Salah seorang siswa mendesain kelasnya |
Antusiasme peserta untuk menjadi
yang terbaik sangatlah tinggi hal tersebut terlihat dengan berbagai tema unik
yang diangkat dalam mendesaign kelas. Seperti kelas XI IPA, mereka mengambil
tema cinta budaya Nusantara untuk mendesain kelasnya. Hampir diseluruh dinding
kelasnya mereka hiasi dengan motif batik yang beraneka ragam. Ada motif Madura,
Solo, Surakarta dan motif batik modern.
Muhammad Arif Budiman, ketua
kelas XI IPA mengatakan bahwa pemilihan tema tersebut merupakan wujud kepeduliannya
dalam melestarikan budaya Nusantara. “Batik merupakan salah satu budaya yang
identik dengan masyarakat Indonesia, motifnya pun beragam sehingga sangat cocok
apabila kita gunakan sebagai motif dalam menghias kelas,” ungkap Arif.
Budiman berharap bahwa dengan
dipakai motif tersebut diharapkan agar siswa yang lain bisa mengetahui betapa
kayanya negara Indonesia ini. “Investasi yang terbesar dari negara ini adalah
seni dan budaya, sehingga saya mengharapkan kepada semua teman-teman untuk
dapat terus melestarikannya,” harap Budiman.
Selain kelas XI IPA, kelas yang
lain pun tidak kalah uniknya dalam mengambil tema, seperti kelas XI Keagamaan
yang menghias seluruh kelasnya dengan Asmaul Husnah dan kelas X A yang
mengangkat tema cinta MA Walisongo. (Rif'ul Mazid Maulana)
0 Response to "Disain Kelas, Tingkatkan Kreativitas Dan Belajar Siswa MA "Walisongo" Jepara"
Post a Comment