![]() |
Bupati Demak Tafta Zani tanam mangrove |
Aksi penanaman dilakukan dalam rangka menyukseskan program 'Pengelolaan Lingkungan Pesisir Berbasis Masyarakat' kerjasama LSM Mangrove For The Future (MFF) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Di sela kegiatan itu Sudibyo mengatakan, alih fungsi lahan pesisir telah menjadi penyumbang terbesar kerusakan kawasan pantai. Adapun kerusakan ekosistem mangrove yang berdampak abrasi dan erosi terbesar terjadi di sepanjang pantai Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
“Kerusakan lingkungan pesisir yang ada di Indonesia sekarang ini sudah pada tahap memprihatinkan. Tak hanya di pantai Jawa, kerusakan telah merambat ke kawasan pesisir Kalimantan, Sulawesi juga sekitaran lampung atau Sumatera,” jelas Sudibyo.
Dikatakan, alih fungsi lahan kawasan pesisir yang dilakukan untuk usaha pertambakan maupun industri sejak tiga dekade terakhir ditengarai menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan kawasan pantai.
“Kawasan pesisir mestinya didominasi tanaman mangrove. Bukan justru mangrove ditebangi. Kalau pantai gundul ya jadinya rob dan abrasi," ujaranya.
Menurutnya, karena pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator, maka peletarian lingkungan pantai handaknya dilakukan bersama-sama oleh segenap komponen masyarakat. Sedangkan tanggungjawab perbaikan kerusakan kawasan mangrove yang telah berdampak abrasi dan erosi bahkan amblasnya permukaan tanah di kawasan pantai, merupakan tanggungjwab para pelaku perusakan termasuk di dalamnya perusahaan-perusahaan yang mendirikan usaha di kawasan pantai. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 27/2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir.
“Maka dari itu, MFF yang beranggotakan negara India, Indonesia, Maldives, Seychelles, Srilanka, Thailand, Pakistan dan Vietnam, bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan program Pengelolaan Lingkungan Pesisir Berbasis Masyarakat,” katanya.
Meski kerusakan kawasan pesisir di Demak akibat abrasi dan erosi hampir merata terjadi di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung namun program MFF yang dijadwalkan selama dua tahun itu hanya dilokasikan di empat desa di Kecamatan Sayung yang paling parah terimbas abrasi dan rob. Yakni Desa Bedono, Sriwulan, Surodadi dan Timbulsloko.
Kepala DKP Kabupaten Demak AN Wahyudi menjelaskan, luasan abrasi di wilayah Kabupaten Demak akibat abrasi selama 30 tahun terakhir yakni Sayung 370 hektar, Karangtengah 4,2 hektar, Bonang 20,1 hektar, dan Wedung 102 hektar. Adapun luasan hutan mangrove yang tersisa di Sayung 1.193 hektar dalam kondisi baik dan 400 hektar rusak, Karangtengah 500 hektar baik dan 70 hektar rusak, Bonang 174 hektar baik dan 40 hektar rusak, serta Wedung 907 hektar baik dan 203 hektar rusak. (Anang/Humas Pemda Demak)
0 Response to "Cegah Abrasi , Ramai-Ramai Tanam Mangrove Di Pantai"
Post a Comment