![]() |
Asrofi petani tambak |
Demak - Bagi Asrofi (50) petani tambak dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak tambak adalah penghidupan satu-satunya. Meski dia tidak mempunyai lahan sendiri namun segala kebutuhan hidup keluarganya tercukupi dari menggarap tambak. Menyekolahkan keempat anaknya hingga ke jenjang Madrasah Aliyah, membuat rumah dan kebutuhan lain semuanya tercukupi dari menyewa lahan tambak orang lain. Dengan ketekunan dan kerajinanannya menggarap lahan tambak sewaan tersebut dia bisa hidup layak bahkan berlebih. Rumah yang dahulunya berujud kayu , kini dibangun tembok yang cukup megah.
“ Selama 30 tahun saya menggarap lahan tambak sewaan , oleh karena itu jika garapan tambak saya hampir habis saya mencari lahan tambak lainnya begitu seterusnya “, aku Asrofi pada wartawan yang menemuinya.
Asrofi mengatakan , nilai sewa tambak yang ia garap bervariasi tergantung luas lahan . Namun demikian agar “Nyucuk” digarap sering dia mencari lahan garapan yang luas . Meski harus mengeluarkan sewa lahan yang cukup tinggi namun hasil yang didapatkan juga lumayan banyak. Sebagai gambaran pada tahun yang lalu ia menyewa lahan tambak garam 15 Juta rupiah setahunnya , dari hasil setahun tersebut selain untuk mencukupi kebutuhan hariannya ia masih mempunyai sisa sebagai simpanan untuk menyewa tahun berikutnya . Namun demikian jika uang simpanannya tidak mencukupi untuk menyewa lahan tahun berikutnya iapun mengajukan pinjaman ke pegadaian atau koperasi terdekat.
Meski harus meminjam ke lembaga keuangan , dia optimis bisa mengembalikan pinjaman tersebut setelah setahun menggarap lahan tambak sewaan. Oleh karena itu jika ia kekurangan modal untuk menyewa ia membawa BPKB,Sertifikat atau emas ke pegadaian atau koperasi. Dari hasil menggarap tambak tersebut ia dapat mengangsur pinjamannya dan sisanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“ Saya biasa ke pegadaian atau koperasi jika kekurangan modal untuk menyewa , seperti tahun ini saya mengajukan pinjaman ke koperasi 30 Juta untuk menyewa lahan tambak hektaran bandha desa Kedung malang sebesar Rp 36 juta rupiah “, kata Asrofi.
Hal yang sama dikatakan Nur Rohim (35) warga desa Kedungmutih yang juga hidup dari menyewa tambak , dia tidak mempunyai lahan tambak sendiri . Setiap setahun atau dua tahun sekali dia memperbaharui lahan sewaan milik orang lain, bahkan dia berani menyewa lahan sampai lima tahun. Dia telah merasakan nikmatnya sebagai penyewa lahan tambak , hasil yang didapatkan masih menjanjikan . Selain ditebar udang dan ikan bandeng setiap kemarau tiba lahan tambak tersebut digunakan untuk membuat garam . Justru dari pembuatan garam inilah dia bisa mendapat untung yang lumayan banyak, karena garam yang ia dapatkan kini ia simpan untuk menunggu harga garam naik.
“ Meski menyewa lahan tambak jika dikerjakan sungguh-sungguh saya yakin akan menghasilkan hasil yang lumayan. Selain bisa untuk menyewa tahun berikutnya hasilnya bisa untuk kebutuhan harian rumah tangga. Misalnya memperbaiki rumah atau membeli sepeda motor “, kata Rohim yang akrab dipanggil “Doyok” pada wartawan yang menemuinya di Koperasi Serba Usaha “ Margi Rahayu” Kedungmutih Wedung Demak. (Fatkhul Muin)
0 Response to "Potret : Asrofi 30 Tahun Menggarap Tambak Sewaan Hasilnya Menjanjikan"
Post a Comment