Pak Gangsar dan Tumpukan Ikan Kering |
Demak – Selain sebagai nelayan penangkap ikan Pak Gangsar ( 56 ) warga RT
07 RW 08 desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak juga membuka usaha
pengeringan ikan. Bersama istrinya ibu Kastumi (50) dia telah 20 tahun berusaha mengeringkankan berbagai jenis
ikan dari para nelayan tetangga yang seterusnya dipasarkan ke Pasar Rejomulyo
Semarang. Jika mengandalkan hasil dari nelayan saja , penghasilannya tidak bisa
untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Oleh karena itu meski harus
meluangkan waktu khusus untuk membantu istrinya mengolah ikan profesi ini terus
ditekuni sampai sekarang.
“ Ya gimana lagi hasil nelayan kan
tidak menentu kadang dapat kadang tidak , lalu istri punya inisiatif untuk
membuka usaha pengolahan ikan kering seperti ini . Meski hasilnya kecil namun
setiap waktu selalu ada oleh karena itu sampai sekarang usaha pengeringan ikan ini
tersu berjalan sampai sekarang “, ujar Pak Gangsar yang ditemui wartawan di
braknya pinggir sungai SWD II.
Di dalam brak rumah tembok sederhana
itu terlihat bungkusan-bungkusan plastic berbagai jenis ikan kering . Ada Ikan
Teri , Munir , Layur , Juwi ,Kadalan , Buntek , Terak , Amping Dan tak
ketinggalan udang rebon kering dan juga terasi. Ikan kering tersebut berasal
dari pembelian ikan basah dari nelayan diseputaran Kedungmutih dan sekitarnya .
Sampai dirumah ikan-ikan tersebut dibersihkan , diambil sisik dan isi perutnya
kemudian dikeringkan dalam wadah-wadah yang terbuat dari bambu diseputaran
pinggir pantai.
Setelah kering ikan tersebut
dipilah-pilah menurut jenisnya dan dibungkus plastic rapi , setelah terkumpul
banyak ikan-ikan itupun di setorkan ke pengepul di Semarang. Namun demikian beberapa pengepul itu ada juga
yang langsung datang ke rumahnya mengambil dagangan untuk dipasarkan lagi ke
tempat lain.
“ Saya punya pelanggan khusus dari
daerah Sayung Demak , dia mengambil ikan kering dari sini lalu dibungkus rapi
dengan cap yang bagus lalu dijual eceran di PRPP semarang “, ujar Gangsar.
Ikan Kering siap kirim |
Ketika ditanya dari mana pengalaman
berusaha dan mengolah ikan kering ini ?
Gangsar yang juga ketua RT dan juga tokoh nelayan desa Kedungmutih mengemukakan
, awalnya adalah melihat tetangga desa yang juga mempunyai usaha pengeringan
ikan dan cukup maju . Berawal dengan keberanian itulah ia bersama istrinya
merintis usaha pengeringan ikan ini sampai sekarang . Dulu ketika awal berusaha
usahanya cukup maju , sehingga tetangga kanan kirinya banyak yang juga
ikut-ikutan , namun demikian usaha tersebut tidak berlangsung lama karena
terkendala modal dan pemasaran.
Meski sudah lebih 20 tahun membuka usaha namun masih ada saja
kendala yang menghadang usahanya itu ,
utamanya jika musim penghujan tiba atau panas kurang terik . Sering ikan yang
dikeringkan kualitasnya kurang bagus sehingga harganyapun turun dengan
sendirinya. Selain itu tekhnik pengolahan ikannya juga masih tradisional sekali
sehingga hasilnya kadang-kadang kurang bagus dilihat. Selain itu kendala modal
juga menghambat pertumbuhan usahanya , sering terjadi jika dagangan banyak
harga murah uangnya tidak cukup untuk membeli ikan dari nelayan.
Oleh karena itu dia mengharapkan
bantuan dari pemerintah utamanya dinas perikanan untuk memberikan penyuluhan pada usaha yang ditekuninya
puluhan tahun, selain tekhnik pengolahan yang baik dan benar , pemasaran dan
juga permodalan . Sehingga usaha yang telah dirintisnya itu bisa berjalan terus
, dan hasil para nelayan di sekitar desa Kedungmutih bisa diolah menjadi ikan
kering yang mempunyai nilai manfaat tersendiri. Utamanya ketika hasil nelayan
banyak dan harga ikan basah cukup murah
“ Sebenarnya kami ingin mendapatkan
penyuluhan dari pemerintah mengenai usaha pengolahan ikan kering sehingga
pemasaran kami tidak hanya daerah Semarang saja , namun bisa menjangkau daerah
lainnya . Selain itu juga masalah modal menjadi kendala tersendiri bagi kami
pengusaha kecil “, harap gangsar menutup sua. (Fatkhul Muin)
0 Response to "Usaha Pengeringan Ikan Pak Gangsar , Sudah 20 Tahun lebih"
Post a Comment