Salah satu RKB yang rusak |
Wedung – Wilayah Kabupaten Demak yang paling utara dan berbatasan langsung dengan kabupaten Jepara adalah kecamatan Wedung. Beberapa desa di kecamatan ini kondisinya masih memprihatinkan baik sarana prasarana tranportasi seperti jalan dan jembatan .
Begitu juga sarana pendidikan untuk masyarakat yang berupa gedung tempat belajar anak-anak. Selain itu kendala lain yang menghadang kemajuan pendidikan di wilyah ini adalah masih kurangnya guru di beberapa SD sehingga proses KBM tidak dapat berjalan dengan baik.
Kepala SDN 4 Wedung (Dukuh Tambak Siklenting) Masrun, SPd pada reporter Merah Putih mengatakan , saat ini jumlah siswa di sekolahnya berjumlah 217. Jumlah Guru PNS 6 orang dan Guru GTT 4 orang .
Dengan kondisi jumlah murid yang sebanyak itu fihaknya masih kekurangan guru , selain itu pula RKB yang saat ini ada jumlah ataupun kondisinya tidak layak untuk pembelajaran .
Oleh karena itu dalam setiap kesempatan dia mengusulkan pada pemerintah daerah agar memenuhi kekurangan guru yang berstatus PNS untuk mengajar sekolah yang dipimpinnya.
Ketika disinggung masalah guru yang mendapatkan insentif daerah tertinggal dari pemerintah Masrun mengatakan hanya satu orang guru yang mendapatkan yaitu Maryana . Berdasarkan aturan pemerintah guru yang mendapatkan insentif guru terpencil adalah guru yang tinggal di daerah dimana dia mengajar dan belum mendapatkan sertifikasi dan tunjangan saerah lainnya.
“ Pada awalnya saya enggan untuk melaksanakan tugas di desa terpencil ini , namun karena ini memang tugas negara dan juga demi untuk mendidik anak bangsa tugas itu akhirnya saya jalankan . Meski pada awalnya banyak rintangan yang menghambat “, aku Maryana Guru SDN 4 Wedung yang telah 6 tahun mengajar di desa pesisir itu.
Selain Maryana masih ada Suroto,SPdI juga mengalami hal yang sama , namun setelah bekerja hampir 20 tahun di SD terpencil justru menjadikan keasyikan tersendiri. Jika musim kemarau tiba jarak tempuh hanya 30 menit dengan naik sepeda motor melewati jalan kecil dengan pemandangan kanan kiri tambak. Dulu sebelum ada jalan untuk menuju ke SD harus menggunakan perahu kecil dengan arus sungai yang cukup deras.
Berbeda dengan Masrun , Kepala SDN Kedungkarang Sutiyono justru mengeluhkan kondisi gedung sekolah yang dipimoinnya. Dari Sembilan ruangan kelas yang ada hanya empat ruangan saja yang layak untuk proses belajar mengajar. Selebihnya itu sudah tidak layak pakai untuk proses KBM , oleh karena itu dengan jumlah siswa 258 ada satu kelas yang ditempati 60 anak sehingga kondisi penuh sesak.
Mengenai masalah tersedianya pendidik di sekolah terpencil ini , Kepala sekolah yang sudah bertugas 17 tahun ini menuturkan, hingga kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 4 guru yang berstatus PNS dan 3 guru GTT . Artinya sekolah itu masih kekurangan guru kelas karena , dari 4 guru PNS tersebut 2 diantaranya guru mata Pelajaran.
“ Bagaimana sekolah ini bisa maju dan bersaing dengan sekolah lainnya , lha wong kondisi sarana prasaranyanya dan gurunya tidak memadai ? Padahal setiap waktu saya mengusulkan hal itu pada atasan “, kata Sutiyono.
Sementara itu , Kepala UPTD Dikpora kecamatan Wedung Drs. Suhudi ,M Pd mengakui kekurangan sarana prasarana utamanya RKB. Dari 184 ruangan kelas di 32 SD wilayahnya , 25 SD diantaranya mengalami kerusakan mencapai 122 dengan kondisi rusak berat dan ringan. 58 ruangan kelas mengalami rusak berat sedangkan 64 lainnya berkatagori rusak ringan. Dari angka itu setidaknya dibutuhkan dana Rp 10,3 Milyar untuk melakukan rehabilitasi rusak ringan dan pembangunan kembali untuk yang rusak berat.
Mengenai insentif guru yang bertugas di daerah terpencil , Suhudi mengatakan yang mendapatkan sejumah 20 orang guru. Lainnya meski mereka tinggal di daerah terpencil karena dia telah menerima tunjangan sertifikasi dan tunjangan lainnya maka dia tidak menerima tunjangan insentif itu.
0 Response to "Melihat Sekolah Di Desa Terpencil Kerusakan Gedung dan Kekurangan Guru Kendala Utama"
Post a Comment