![]() |
Haji Nur Kholis berpose dengan dagangannya |
Demak - Bagi Haji Nur Kholis (48) pedagang ikan dari desa Babalan kecamatan Wedung
kabupaten Demak , hasil tambak dan laut merupakan rezeki tersendiri baginya.
Selain penggarap tambak , iapun juga sebagai pedagang pengepul ikan yang
menampung hasil dari petani tambak dan nelayan. Sebelum terjun menjadi pengepul
ikan dulunya hanya penggarap tambak yang menjual hasil tangkapan kepada
pengepul .
Namun karena dirasa harga jual yang terlalu murah di desanya sendiri ,
iapun mencoba untuk menjual hasil perolehan tambaknya ke pasar ikan desa
Kedungmutih. Setelah sekali merasakan pengalaman menjual ikan dan udang
langsung ke pasar iapun kemudian ketagihan . Selain harganya yang bagus juga ,
uang bisa langsung di bawa pulang . Tidak itu saja iapun bisa belanja kebutuhan
sehari-hari di pasar desa Kedungmutih yang cukup komplit.
” Melihat saya langsung menjual ikan ke pasar ikan Kedungmutih , beberapa
tetangga ada yang nitip untuk menjualkan . Pertama satu dua orang lama-lama
makin banyak melihat itu akhirnya saya langsung beli saja hasil tangkapan
tambak dan laut mereka dengan harga yang bagus dibandingkan dengan pengepul
lain ”, cerita Haji Nur Kholis pada warta demak.
Ketika awal terjun sebagai pengepul hasil tambak dan laut , petani tambak
dan nelayan hanya beberapa orang saja . Namun karena harga yang ia berikan
bagus dan banyak kontannya maka makin lama makin banyak langganannya . Saat ini
jika dihitung petani tambak dan nelayannya yang jadi mitranya ada sekitar 25 –
30 orang . Apabila masing-masing mereka rata-rata memperoleh 4 kilogram ikan ,
maka dagangan yang ia bawa setiap harinya mencapai 1 Kwintal lebih.
” Dari desa Babalan saya membawa ikan dan udang dengan sepeda motor ini ,
ya jika kondisi ramai bisa mencapai hampir 2 kwinta lebih , namun jika
dirata-rata ya setiap hari satu kwintal ada. Untuk harganya selalu naik turun
tergantung dari perolehan petani tambak dan nelayan”, katanya.
Haji Nurkholis menekuni usaha sebagai pengepul hasil tambak dan laut ini
sudah ada lima tahunan . Berbekal keberanian dia mencoba berusaha dan bersaing
dengan pengepul lain yang terjun duluan. Namun karena ketekunan dan kesungguhan
dalam melayani mitranya baik petani tambal , nelayan dan juga pedagang ikan sebagai
pembeli usahaya lancar-lancar saja. Dari usaha ini selain bisa mencukupi
kebutuahn harian , juga bisa
menyekolahkan anak-anak dan sisanya ditabung untuk keperluan lainnya dan juga
tambah modal.
Menurut Haji Nur Kholis , modal usaha pengepul ikan harus dobel atau lipat
dua. Satu bagian adalah modal harian yang dipergunakan untuk pembelian dagangan
setiap harinya. Modal yang lain ada modal yang dipergunakan untuk meminjami
para mitranya petani tambak atau nelayan. Petani tambak mitranya
jika kekurangan modal untuk menyewa tambak atau operasional ternak udang
, larinya ke tempatnya . Begitu juga nelayan yang ingin memperbaiki perahu ,
mesin atau mengganti alat tangkap juga pinjam padanya.
![]() |
Pemandangan lain di pasar ikan Kedungmutih |
Lalu bagaimana membayarnya ? caranya denga mencicil . Jika hasil tangkapan
banyak maka sebagian hasil penjualan petani tambak atau nelayan ia potong untuk
membayar hutang tersebut. Lamanya angsuran itu bisa cepat atau lambat
tergantung dari hasil perolehan mereka setiap harinya. Setiap petani tambak
jumlah pinjamannya berkisar Rp 1 juta – Rp 3 juta rupiah bahkan ada juga yang
sampai 5 juta rupiah. Mereka yang pinjam tidak ada jaminan seperti lembaga
keuangan atau Bank , jaminannya hanya kepercayaan dan rutin menjual hasil
kepadanya.
” Kalau untuk modal membeli udang dan ikan sih tidak seberapa , yang
terbesar adalah meminjami para mitra saya . Kadang-kadang saya juga kekurangan
modal jika ada mitra yang membutuhkan pinjaman . Oleh karena itu saya ingin
adanya pembinaan dari pemerintah untuk pengusaha kecil seperti saya ini ”,
harap Haji Nur Kholis. ( Muin )
0 Response to "Haji Nur Kholis Pengepul Udang Dari Desa Babalan, Harapkan Pembinaan Dari Pemerintah"
Post a Comment