![]() |
Haji Karno mengembalakan kerbaunya |
Demak - Desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak dulu dikenal sebagai gudangnya peternak Kerbau , namun dengan berubahnya jaman jumlah peternak kerbau makin berkurang . Saat ini hanya beberapa orang yang masih menekuni usaha ternak Kerbau dan rata-rata merupakan pekerjaan sambilan, selain menggarap sawah dan tambak. Berkurangnya peternak kerbau dikarenakan beralihnya lahan sawah menjadi lahan tambak ikan dan juga ladang membuat garam.
“ Dua puluh tahun yang lalu desa kami bisa dikatakan sentranya peternak kerbau, karena warga yang mempunyai usaha ternak kerbau ada puluhan orang. Namun saat ini yang masih bertahan hanya beberapa orang “, aku H. Karno peternak kerbau pada Warta Demak.
Haji Karno mengatakan, usaha ternak kerbau jika dihitung masih menguntungkan dari segi binis. Dalam setahun laba yang diperoleh bisa separohnya dari modal yang dikeluarkan . Sebagai contoh awal tahun kita membeli kerbau anakan seharga Rp 5 juta , setelah dipelihara selama satu tahun maka kerbau itu bisa dijual Rp 10 jutaan. Jika kita mempunyai 5 kerbau maka dalam setahun kita bisa dapat keuntungan Rp 25 juta kotor. Setelah dikurangi biaya operasional untuk beli pakan dan juga tenaga “angon” maka bisa memperoleh penghasilan setiap bulannya Rp 1 juta rupiah.
“ Saat ini saya mempunyai kerbau 5 ekor , dulu belinya ya Rp 5 juta – Rp 6 Jutaan. Kita jual lagi kalau udah laku Rp 9 – 10 jutaan . Karena saya tidak punya tenaga khusus maka saya hanya memelihara kerbau 5 ekor saja lebih dari itu saya tidak kuat”, ujar H. Karno.
Selain dirinya di desa Kedungkarang masih ada 4 orang lagi yang beternak kerbau . Hampir semua dilakukan sebagai pekerjaan sambilan saja sehingga jumlah kerbau yang dipelihara tidak banyak 5 – 6 ekor saja . Padahal jika dikerjakan secara serius usaha ternak kerbau ini menjadi pekerjaan yang menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Selain mudah pemeliharaannya , juga penjualan kerbau tidak sulit dan setiap waktu selalu ada yang membutuhkan . Makanan utama adalah rumput , jika dikandangkan maka rumput harus disediakan setiap waktu , namun jika dipangonkan , maka kerbau bisa makan rumput sepuasnya di luar .
“ Kendalanya jika musim kemarau tiba air tawar sulit , sehingga kita harus mengeluarkan biaya khusus untuk membeli air. Jika musim penghujan tiba hal itu tidak menjadi masalah begitu juga masalah makanan. Kerbau saya ini sering saya bawa keluar jadi masalah pakan bukan masalah “, kata H. Karno.
Haji Karno mengatakan , usaha ternak kerbau sudah dijalani hampir 15 tahun dan terbukti menambah penghasilan keluarganya. Utamanya jika mempunyai kebutuhan yang besar dan mendadak sering dari usaha peternakan kerbau untuk mentup kebutuhan itu. Misalnya untuk membayar sekolah anak, membeli motor , untuk punya gawe dan kebutuhan lainnya. (Muin)
0 Response to "Beternak Kerbau Di Desa Kedungkarang Masih Menguntungkan"
Post a Comment