Hari ini bertepatan dengan Hari Buruh Internasional , dimanapun tempat hari ini semua buruh mengadakan demo untuk memperjuangkan nasibnya , namun bagi Musaronah (55) buruh gendong di pasar baru Kedungmutih hari ini tidak ada bedanya seperti hari biasanya , tidak ada demo dan tetap bekerja seperti biasanya. Dari rumah habis subuh naik angkudes dan menuju ke pasar baru desa Kedungmutih tempatnya kerja sehar-hari.
Sudah lebih sepuluh tahun wanita tua ini bekerja sebagai buruh gendong di pasar. Kerjanya sehari-hari adalah mengangkut berbagai dagangan pasar dari tempat parkiran mobil menuju ke los-los pasar . Tidak ada pilihan barang yang diangkut jika beras datang iapun kemudian menggendong beras. Begitu juga ketika mobil sayuran datang iapun menggendong sayuran seperti kobis , wortel , bayam , dan juga yang lainnya. Namun kadangkala ia juga menggendong belanjaan warga dan mengantarkan dari pasar sampai dengan rumah nya.
Buruh gendong tampak ceria |
“ Saya tidak pilih-pilih semua barang disini jika kuat saya gendong , namun yang sering adalah beras, dan satura-sayuran . Untuk upahnya berapapun saya terima kadang ada yang meberi sedikit kadang ada pula yang memberi banyak “, aku Musaronah pada Warta Demak .
Musaronah mengemukakan , di pasar Baru Desa Kedungmutih selain dirinya masih ada 7-8 orang yang mempunyai profesi seperti dirinya. Masing-masing buruh gendong mempunyai pelanggan sendiri-sendiri , mereka tidak pernah rebutan lahan bekerja . Untuk upahnya tidak ada aturan khusus , berapa besarnya tergantung yang memberi diterima . Tetapi jika jaraknya dekat upahnya di bawa Rp 1.000,- , jika jauh biasanya ada perhitungan khusus. Pada waktu-waktu tertentu mereka juga menerima upah secara borongan.
“ Ya jika kondisi ramai sehari bisa membawa pulang Rp 20 ribu – Rp 25 ribu , tetapi jika pasar sepi ya paling-paling Rp 15 ribu dan belanjaan rumah seperti ikan dan bumbu dapur “, kata Musaronah.
Meskipun hanya Rp 15 ribu namun bagi dia yang juga teman-temannya sesama buruh gendong , uang tersebut cukup berharga bagi keluarganya . Oleh karena itu meskipun cukup berat dirasakan namun pekerjaan sebagai buruh gendong terus dijalankan . Dengan menjadi buruh gendong tersebut mereka dapat membantu suami mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari . Maklum rata-rata mereka hidupnya serba kekurangan , suami mereka juga merupakan buruh tani dan juga buruh nelayan.
Daging ayam siap di gendong ke dalam pasar |
Oleh karena itu ketika ditanya Hari Buruh Internasional mereka tidak tahu dan hanya geleng kepala saja. Apalagi ikut demo mereka tidak tahu sama sekali , yang mereka harapkan adalah suasana pasar ramai sehingga banyak barang yang diangkut ke dalam pasar . Dengan banyaknya barang tersebut mereka akan mendapatkan upah yang lumayan banyak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“ Saya ini orang kecil tidak tahu ini itu yang penting jika badan sehat ya kerja disini , nggendong barang-barang dan saya dapat uang . Jika tidak enak badan ya istirahat “, tukas Ibu Musaronah
Lain dengan buruh di kota hari ini merupakan hari khusus untuk memperjuangkan nasib mereka . Ribuan buruh demo diberbagai kota dengan tuntutan kenaikan kesejahteraan , hapus tenaga kontrak dan juga tuntutan lain . (Muin)
0 Response to "SELAMAT HARI BURUH MBOK!!! Buruh Gendong Pasar Baru Kedungmutih : “ Berapapun Upahnya Saya Terima “"
Post a Comment