![]() |
Bidan Ny. Sri Haryani penampilan sederhana |
Bagi Ny. Sri Haryani , Amd Keb ( 43 ) yang akrab di panggil bu Bidan Yani adanya program Jampersal ( Jaminan Persalinan) bagi ibu hamil merupakan hal cukup mebantu bagi warga yang tinggal di pedesaan . Dengan adanya program ini sudah tidak ada lagi penanganan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi. Semua ibu hamil yang akan melahirkan sudah mengetahui program ini sehingga selalu memeriksakan kesehatan kehamilannya yang terpantau dalam buku pink. Oleh karena itu ketika terasa mereka akan melahirkan maka secepatnya keluarganya membawa ke bidan terdekat.
“ Saya bersyukur dengan adanya program jampersal ini benar-benar membawa dampak positif terhadap kesehatan ibu dan bayinnya . Sekarang sudah tidak ada lagi bidan yang datang ke rumah untuk menangani persalinan karena para ibu hamil sudah respon datang ke praktek bidan terdekat “, ujar Bidan Yani yang sudah 22 tahun menangani persalinan.
Kecintaannya pada profesi bidan ini berawal dari sekolahnya di SPK Blora yang kemudian menemukan dia dengan seorang dokter di salah satu Puskesmas di Blora yang menyarankan untuk meneruskan sekolah PPB ( ProgramPendidikan Bidan ) di Semarang. Setelah satu tahun menempuh pendidikan kebidanan tersebut dia lulus , dia sempat nganggur tidak bekerja selama beberapa bulan menunggu penempatan kerja dari Departemen kesehatan. Tahun 1990 itulah karier bidannya dimulai dengan ditugaskan sebagai Bidan Puskesmas di Puskesmas Kedung II kabupaten Jepara .
“ Pada awalnya saya ditawari dua tempat di Puskesmas daeral Lebak sana dan Puskesmas Kedung II saya pilih di Puskesmas Kedung II . Pada waktu itu banyak desa yang masih terisolir selain kondisi jalan buruk juga masih banyak desa yang belum terjangkau listrik PLN “, kenang Bidan Yani di rumahnya desa Karangrandu kecamatan Pecangaan Jepara.
Dikatakan Bidan Yani , pada tahun 1990 yang lalu tenaga bidan masih jarang sehingga dalam kesehariaannya ia melayani persalinan sampai puluhan kilometer jaraknya . Setiap waktu dia harus siap berangkat baik pagi , siang dan malam hari tak jarang disertai hujan yang cukup deras. Namun karena hal itu merupakan tugas yang harus diemban sebagai seorang bidan yang harus melayani masyarakat dimana saja maka tugas itu ia kerjakan dengan tulus ihlas.
Dalam melayani persalinan ia tidak memandang status ekonomi warga , sehingga tak jarang ia menemukan warga dengan ekonomi pas-pasan . Namun pelayanan yang ia berikan tidak ada bedanya dengan yang ia berikan pada orang yang mampu . Oleh karena itu dalam pembiayaan ia banyak mengalah jika yang dia tolong adalah orang yang berekonomi pas-pasan.
“ Yang masih saya kenang Mas , yaitu menolong persalinan di daerah Babalan kecamatan Wedung kabupaten Demak yang jaraknya dari sini lebih 15 Km dulu jalannya masih belum beraspal mulus dan harus melewati beberapa jembatan darurat kondisinyapun malam hari disertai hujan dan angin kencang sehingga dalam hati terasa kawatir akan keselamatan kita sendiri “, tutur ibu Yani yang alumni AKBID Pemda Kudus tahun 2009.
![]() |
Ibu Bidan Sri Haryani memeriksa ibu hamil |
Profesi Bidan memang benar-benar ia cintai dengan kemajuan jaman dan juga mulai banyaknya tenaga bidan pada tahun 2001 ia membangun klinik kecil disamping rumahnya dengan tiga kamar untuk persalinan . Selain itu ada juga ruang periksa uintuk ibu hamil dan juga bayi yang memeriksakan kesehatannya setiap harinya . Layaknya Rumah Bersalin Mini klinik disamping rumahnya setiap hari melayani pasien langgananya baik berobat jalan ataupun persalinan . Dibantu dengan seorang tenaga bidan ia lebih leluasa untuk tetap menjalankan tugasnya di Puskesmas Kedung II.
“ Saya membangun klinik kecil ini jauh-jauh hari sebelum program Jampersal dan Jamkesmas ada . Oleh karena itu ketika program itu digulirkan saya sudah siap menyambut program itu . Alhamdulillah menurut catatan kami sampai bulan April 2012 ini sudah ada 125 ibu hamil yang melahirkan disini secara gratis karena dibiayai oleh Jampersal dan jamkesmas “, kata Bidan Yani yang juga Bidan Delima.
Dari catatan yang ada persalinan yang tercover oleh Jampersal dan Jamkesmas di klinik miniya itu datang dari berbagai desa di sekitar Karangrandu seperti desa Gerdu, Kaliombo, Karangaji . Batu Kali, Tedunan dan Kedungmalang. Selain itu ada juga yang datang dari kabupaten Demak misalnya desa Babalan, Kedungmutih, Tedunan,Kendalasem, Mutih kulon, Mutih Wetan kecamatan Wedung. Dengan membawa bukti diri KTP dan buku pemeriksaan kesehatan berwarna pink semua ibu hamil dari manapun bisa dilayani program jampersal ini.
Dengan digulirkannya program Jampersal ini dia sebagai bidan di daerah pinggiran mengucapkan terima kasih pada pemerintah . Apalagi beberapa bulan yang lalu ada kenaikan jumlah biaya persalinan yang didapatkan , sehingga ia lebih leluasa memberikan pelayanan pada ibu hamil. Diharapkan untuk waktu yang akan datang program Jampersal ini terus ada , sehingga masyarakat tidak memanfaatkan jasa dukun bati dalam membantu persalinan karena alasan ketiadaan biaya.
“ Harapan kami sebagai bidan mudah-mudahan Jampersal masih terus ada , sehingga kematian ibu dan bayi benar-benar bisa ditekan sekecil mungkin . Selain itu kita lebih mudah memberikan penyuluhan pada ibu hamil yang akan mengadakan persalinan”, tutup Bidan Yani yang dikenal ramah dengan pasiennya. (Fatkhul Muin)
0 Response to "Bidan Ny. Sri Haryani Bersyukur Ada Program Jampersal"
Post a Comment