"Mari Berdayakan Masyarakat Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

"Mari Berdayakan Masyarakat  Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Berharap Berkah Ilmu , Ziarah di Makam Mbah Ahmad Mutamakin Kajen

Berdo'a dalam cungkup makam

Pati - Desa Kajen kecamatan Margoyoso kabupaten Pati tidak bisa lepas dari tokoh sentral Mbah KH. Ahmad Muttamakin . Kyai khos yang satu ini diyakini sebagai penyebar agama Islam yang pertama di bumi Kajen . Selain dihormati oleh berbagal lapisan masyarakat ,Kyai yang dikenal alim dan pintar ini disegani oleh bangsa belanda pada waktu itu. Sampai sekarangpun makam yang terletak di desa kajen ini tiada sepi dari peziarah. Selain datang dari sekitar Pati banyak pula peziarah yang datang kota-kota lainnya.

“ Saya datang bersama rombongan calon haji yang berangkat tahun ini , acara ziarah para wali ini sudah menjadi tradisi kami pengelola Bimbingan Haji . Dengan berziarah ini kami berharap semua rombongan diberikan barokah ilmu bagi seluruh anggota keluarga dan juga kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan ibadah haji di tanah suci “, ujar H. Abdullah Uzair pimpinan KBIH “ Jabal Nur “ pada kabarseputarmuria di makam KH. Ahmad Mutamakkin Kajen.

Menurut sejarah , Mbah Mutamakkin adalah seorang ulama Waliullah yang banyak mempunyai karomah dan telah berjasa besar dalam perintisan dan penyebaran Agama Islam, seorang faqih yang di segani se r ta berpandangan jauh beliau berdakwah dari tempat ke tempat yang dianggap tepat sasaran.Setiap tanggal 10 Muharam Hari Haul beliau diperingati dengan penuh hidmat. yang berasal dari Tuban, Jawa Timur.
Di kampung asalnya, beliau juga dikenal dengan nama “Mbah mBolek”, sesuai nama desanya yaitu Cebolek. Nama “Mutamakkin” yang bermakna orang yang meneguhkan hati atau yang diyakini akan kesuciannya konon adalah gelar yang diberikan kepada beliau seusai dari menuntut ilmu dari Timur Tengah.
Garis keturunan Mbah Mutamakkin dari bapak adalah Sultan Trenggono (Raja Demak III tahun 1521-1546) yang bertemu dengan pada silsilah Raden Fatah (Pendiri Kerajaan Demak 1478-1518). Dari Ibu, keturunan Sayid Ali Bejagung, Tuban Jatim. Sayid Ali ini mempunyai putera bernama Raden Tanu, Tanu ini mempunyai seorang puteri, yakni ibu Mbah Mutamakkin
“Sumohadiwijaya” adalah nama ningrat Mbah Mutamakkin. Putera Pangeran Benawa II (Raden Sumohaidnegara) bin Pangeran Benawa I (Raden Hadiningrat) bin Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Ki Ageng Pengging bin Ratu Pembayun binti Prabu Brawijaya. Ratu Pembayun adalah saudara perempuan Raden Fatah. Istri Jaka Tingkir adalah Putri Sultan Trenggono bin Raden Fatah.

Diperkirakan beliau hidup sekitar tahun 1685-1710. Konon, sepulang dari Timur Tengah, Mbah Mutamakkin tidak langsung pulang melainkan pergi ke daerah utara Pati. Beliau tinggal di Cebolek di sebelah utara desa Kajen. Terdapat pula cerita yang berkembang di masyarakat setempat (foklor) menyebutkan, sepulangnya dari menunaikan Ibadah haji, beliau menaiki jin. Tiba-tiba di tengah laut, oleh jinnya, beliau dijatuhkan di tengah laut.

Masjid Kajen yang penuh sejarah 

Kemudian beliau diselamatkan “Ikan Mladang”. Beliau dilemparkan sampai di suatu tempat. Tempat tersebut dinamai Desa Cebolek. Ada dua versi tentang asal usul desa ini. Pertama adalah dari kata “ceblok” (jatuh), dan kedua “Jebol-jebul melek” (tiba-tiba membuka mata). Di Cebolek, Pati, beliau tinggal.
Suatu malam, Mbah Mutamakkin melihat sinar yang terang di langit. Karena heran, kemudian beliau mencari dari mana asal sinar tersebut. Ternyata sinar tersebut adalah sinar K.H Syamsuddin, pemangku Desa Kajen yang sedang melaksanakan shalat tahajjud. Tidak banyak cerita yang berkembang, kemudian Mbah Mutamakkin dinikahkan dengan putrinya Nyai Qodimah.

Mbah Mutamakkin memiliki putra yaitu Nyai Alfiyah Godeg, Kiai Bagus, Kiai Endro Muhammad. Putra kedua, Kiai Bagus kemudian bertempat tinggal di Jawa Timur. Di negeri orang tersebut, Kiai Bagus memiliki keturunann antara lain KH Hasyim Asyari (Pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang), dan K.H Bisri Syamsuri (Pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang). Keduanya ini adalah kakek Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Setiap hari makam yang berdekatan dengan Masjid Kajen yang juga mempunyai nilai historis tiada sepi dari peziarah. Pada bulan Asyuro tanggal 10 adalah haul akbar Mbah Mutamakkin , selama sepuluh hari areal makam menjadi pasar malam karena yang datang berziarah ke makam ini mencapai ribuan orang setiap harinya. (Muin)

0 Response to "Berharap Berkah Ilmu , Ziarah di Makam Mbah Ahmad Mutamakin Kajen"

Post a Comment

"BLOGNYA WARGA DEMAK DAN SEKITARNYA "
Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi dapat mengirim tulisan apa saja artikel, Berita, Foto dan apa saja yang bermanfaat ke Email : pakardans94[at]gmail.com, Dan jika anda mempunyai informasi yang perlu diliput dapat menghubungi Redaksi Phone:
085 290 238 476
Bagi anda yang mempunyai usaha apa saja yang ingin dipublikasan via media internet dan menghubungi Redaksi
Bila anda peduli dengan kemajuan blog ini dapat berbagi dengan kami
Donasi bisa dikirimkan via pengelola blog :
Nama : FATKUL MUIN
Bank : BRI UNIT PECANGAAN KULON JEPARA
NO REK : 5895-01-000092-53-8
" Marilah Kita Bersama Berdayakan Warga Demak Agar di Kenal Di Dunia "