Bagi
Pak Bakri warga Gembong Desa Datinawong kecamatan Babat kabupaten Lamongan
kerja jadi sopir sudah mendarah daging. Selama hampir 40 tahun ia menjalani
kerja mengukur jalan dari kendaraan berat sampai dengan kendaraan ringan . Dari
kota Surabaya bergerak menuju Jakarta dan kota-kota lain di pulau Jawa. Oleh
karena itu melihat kondisi jalan yang super macet saat ini hal itu sudah
terbiasa, hanya sabarlah resepnya agar selamat sampai tujuan.
“
Jadi sopir resepnya harus sabar dan saling menghargai dengan yang lainnya ,
apalagi dalam kondisi jalan macet kita tidak boleh tergesa-gesa jika ingin
selamat sampai tujuan”, aku Pak Bakri pada wartademak saat mengantar
langganannya yang mudik ke Demak.
Pak
Bakri pada wartademak mengisahkan , awalnya ia hanya kernet truk angkutan
barang. Pada waktu itu umurnya baru 16 tahunan dan bekerja menemani sopir yang
mengantar barang dari Surabaya ke Jakarta. Setelah lima tahunan jadi kernet
iapun mencoba untuk latihan nyopir disela-sela waktunya ngernet. Lama kelamaan
ia mahir nyopir dan iapun mencari SIM sebagai pegangan .
Setelah
mendapatkan SIM itulah ia mulai bekerja sebagai sopir . Sudah puluhan kali ia
berpin dah kerja . Awalnya ia kerja sebagi sopir mengantar barang di perusahaan
angkutan . Hampir sepuluh tahun ia jalani pekerjaan yang penuh resiko dengan
suka duka. Di jalan ia sering berkelahi dengan sesama sopir dan juga
preman-preman jalanan yang sering memalak para sopir.
Kadangkala
barang yang diantarnya itu diganggu oleh para preman jalanan (bajing loncat)
sehingga gajinya pernah dipotong untuk mengganti kehilangan barang. Yang paling
mengenaskan adalah pernah tidak membawa pulang uang karena , uang hasil nyopir
digunakan untuk bersenang-senang dengan teman sesama sopir .
“
Ya habis gimana lagi , teman-teman semua ngajak senang-senang jika tidak ikut
ya bisa dikucilkan . Terpaksa nggak bawa uang ke rumah karena habis untuk bersenang-senang
“, kata Pak Bakri.
Melihat
kondisi itu iapun berhenti jadi sopir angkutan barang , beralih menjadi sopir
pribadi tetangganya . Meski hasilnya tidak sebanyak yang ia dapatkan ketika
menjadi sopir namun hidupnya lebih tenang. Dia kerap dirumah dan bisa mengawasi
anak-anak dirumah selain itu ia jarang bertengkar dengan orang. Bahkan karena
seringnya dirumah itu ia bisa mengajari salah satu putranya menjadi seorang
sopir seperti dirinya.
“
Alhamdulillah salah seorang putra saya ada yang nuruni menjadi sopir seperti
saya , saya juga mewanti-wanti di agar selalu sabar dan berhati-hati . Terutama
di jalan harus saling menghormati sesama pemakai jalan “, tambahnya.
Ketika
ditanya penghasilan sehari-hari Pak Bakri mengatakan , jika orangnya baik dan lurus
tidak mompar-mampir upah sopir cukup lumayan dan bisa untuk menghidupi
keluarga. Namun jika suka mampir dan senang-senang di tempat lain berapapun
penghasilan sopir akan habis. Dulu ketika masih muda ia sering upah menyopir untuk senang-senang bersama teman , namun
sekarang setelah jadi sopir pribadi semua penghasilan masuk ke keluarga untuk
mencukupi kebutuhan bersama. (Muin)
0 Response to "Pak Bakri Sejak Tahun 1975 , Sudah Bekerja Jadi Sopir"
Post a Comment