![]() |
Salah satu gudang garam petani di daerah Jepara |
Demak - Jepara , Meski panen raya harga garam yang pada
awalnya terus merosot kini mulai bertahan. Hal itu disebabkan oleh mulainya
petani menahan garam hasil panenannya untuk disimpan digudang sendiri. Selain
itu para pemodal besar kini mulai ramai-ramai membuat gudang untuk diisi garam
sebanyak-banyaknya. Justru saat ini garam yang dijual para petani menjadi
langka , karena masing-masing petani mulai mengisi gudangnya masing-masing.
“ Ya saat ini harga garam kisaran Rp 25 ribu –
Rp 30 ribu di lahan setiap kwintalnya, padahal sebulan yang lalu harga pernah
turun Rp 20 ribu – Rp 25 ribu. Saat ini sangat fluktuatif setelah para petani
mengisi gudangnya dan para pemodal mulai membeli garam “, ujar Hamzawi Anwar
(50) Manager KSU Margi Rahayu pada Warta Demak Rabu (5/9) .
Hamzawi Anwar mengatakan , pada tahun ini dia
mencoba untuk membuat gudang garam dengan kapasitas 200 ton . Biaya yang
diperlukan untuk membuat gudang sekitar 10 Juta rupiah dengan kontruksi tiang
dan dinding bamboo sedangkan atap genting. Gudang tersebut diharapkan bisa
tahan 4 – 5 tahun.
Meski diawal mengeluarkan biaya yang cukup
besar untuk operasional. Namun menurut pengalaman usaha menimbun garam cukup
menguntungkan . Keuntungan dari menimbun garam yang sudah-sudah minimal 10 % -
30 % dalam jangka waktu 2-5 bulan. Keuntungan bisa lebih besar lagi jika harga
garam merosot tajam , sedangkan penjualan dilakukan ketika garam langka atau
musim penghujan.
“ Ya ini meski ini spekulasi namun usaha
menimbun garam banyak untungnya. Banyak petani garam yang sukses bisa
menyekolahkan anaknya, beli mobil , buat rumah dan naik haji dari usaha
menimbun garam ini “, papar Hamzawi.
Sementara itu Haji Karno (55) Petani garam
dari desa Kedungmalang mengatakan hal yang sama . Jika ingin untung banyak
petani garam harus menimbun garamnya ketika harga garam jatuh. Namun sayang
ketika harga garam jatuh mereka justru kehabisan uang untuk operasional
sehari-harinya.
Sehingga mereka petani kecil atau gurem
banyak yang tidak merasakan manisnya membuat garam. Manis dan lezatnya garam
itu dinikmati oleh pemodal besar yang membuat gudang dan diisi garam
sebanyak-banyaknya ketika harga anjlok . Ketika harga beranjak naik barulah
garam itu dijual dan keuntunganpun sudah di depan mata.
“ Oleh karena itu kami petani mengusulkan
agar pemerintah memberikan dana pinjaman ketika harga jatuh agar petani garam
bisa menyimpan garamnya. Dan ketika harga mulai naik garam baru dijual untuk
membayar pinjaman itu sehingga petani merasakan keuntungan yang cukup lumayan. “,
kata H. Karno yang didampingi H. Mas’ud yang juga petani garam.
Menurutnya saat ini pemerintah telah
menggulirkan program PUGAR dengan memberikan bantuan peralatan pada petani
garam. Namun agar kesejahteraan petani bisa naik secara nyata maka pemerintah
bisa memberikan dana pinjaman untuk persiapan menyimpan garam. Jika itu
terlaksana maka selain harga garam bisa bertahan juga kesejahteraan petani
garam akan terealisasi. (Muin)
0 Response to "Harga garam Bertahan , Petani Ramai- Ramai Timbun Garam"
Post a Comment