Demak - Mesin pemotong padi merk Crown milik Gapoktan “
Karya Bersama” desa Mengonten kecamatan Kebun Agung kabupaten Demak beberapa
hari ini telah diujicobakan di lahan persawahan kecamatan Kedung kabupaten
Jepara. Mesin Made China itu di operasikan tiga orang masing-masing satu orang driver dan 2 orang
sebagai kenek yang membantu memasukkan gabah hasil perontokan ke dalam sak.
“ Saya belum bisa menghitung hasil kerja mesin satu
jam dapat berapa kotak, namun demikian dari segi waktu dan biaya alat ini lebih
efektif dan ekonomis . Selain itu gabah yang dihasilkan juga lebih bersih “,
ujar Hadi penanggungjawab alat yang juga pengurus Gapoktan pada Warta Demak yang melihat kerja alat pemotong padi modern ini di lahan persawahan desa Bugel
kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.
Hadi mengatakan , alat pemotong padi ini pernah
diujicobakan dilahan pertanian didaerah Kebon Agung Demak. Namun karena kondisi
tanah yang lembek alat pemanen padi modern itu tidak bisa jalan . Dalam MT I
ini memang kondisi lahan pertanian di daerah Demak banyak tergenang air
sehingga lembek. Namun demikian untuk MT II diharapkan alat pemanen padi ini
bisa diujicobakan di lahan pertanian Demak sendiri.
“ Mudah-mudahan untuk MT II nanti alat ini bisa kita
ujicobakan di lahan petanian Demak khususnya sekitar desa saya. Sehingga petani
bisa melihat kerja mesin ini dari dekat dan mau memanfaatkan alat ini “, tambah
Hadi
Uji coba didaerah Jepara ini Hadi bekerja sama
dengan Balai Benih Pertanian yang berkantor di Kalinyamatan Jepara. Oleh karena
itu untuk pengaturan pemanenan di daerah Jepara fihaknya berkoordinasi dengan
kantor pertanian setempat. Beberapa hari yang lalu fihaknya melakukan panen
padi di persawahan desa Karangaji selama 5 hari . Selanjutnya mesin dipindah ke
persawahan desa Bugel kecamatan Kedung hari ini dan beberapa hari ke depan.
Menurut Hadi mesin pemotong padi ini cukup efektif
dioperasikan dilahan persawahan yang luas dengan kondisi panen bersamaan.
Dengan waktu yang bersamaan tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak sehingga
upah potong padi menjadi tinggi , bahkan ada juga petani yang tidak kebagian
jatah tenaga sehingga sawahnya mengalami penundaan panen.
Dengan alat ini Hadi menjamin waktu pemanenan jauh
lebih cepat , dan gabah yang dihasilkan kualitasnya lebih baik. Para petani
hanya menyediakan tenaga untuk angkut gabah dari lahan ke rumah masing-masing .
Gabah sesampainya ke rumah tinggal dikeringkan setelah kering bisa diproses
menjadi padi atau langsung dijual.
“ Nah dengan beroperasinya alat ini petani bisa
langsung memproses padi hasil panennya.Dulu sebelum ada alat ini petani banyak
yang menjual padinya pada penebas atau memanggil orang untuk memananen. Namun
saat ini petani langsung bisa membawa gabah hasil panen ke rumah dengan cepat
“, kata Hadi.
Tidak itu saja gabah dari hasil panan menggunakan
mesin ini harga jualnya lebih tinggi . Ada selisih harga sekitar 40 ribu setiap
kwintalnya. Gabah dari panen manual dihargai Rp 310 ribu setiap kwintalnya
tetapi gabah hasil panen mesin ini dihargai Rp 350 ribu karena lebih bersih dan
juga lebih mentes.
Nah bagi para petani di daerah Demak, Jepara dan sekitarnya jika ada yang membutuhkan alat
pemanen mesin made in china bisa berhubungan dengan pak Hadi Gapoktan “Karya
Bersama” desa Mengonten kecamatan Kebon Agung kabupaten Demak atau
menghubunginya via HP: 087 773 773 771. Agar efektif sebelum alat didatangkan
lahan diadakan survey terlebih dahulu. (Muin)
0 Response to "Mesin Panen Padi Dari Demak Di Ujicobakan di Jepara"
Post a Comment