Jepara - Ternak sapi saat ini prospeknya
menjanjikan selain harga daging sapi yang kian meroket juga tekhnik
pemeliharaan juga makin maju . Selain pembuatan kandang yang bagus juga
pemberian pakannya juga mengalami peningkatan dari segi kualitas. Dulu sapi
hanya diberi pakan hijauan saja seperti rumput , jerami dan dedaunan .
Namun saat ini bahan seperti
onggok bekas reside Tepung aren , Janggel Jagung sampai kulit kopipun dapat
dipergunakan untuk bahan pakan sapi. Selain itu masih ada lagi limbah makanan
yang bisa dipergunakan untuk pakan sapi seperti ampas tahu , sedangkan rumput
dan jerami tetap di sediakan namun jumlahnya tidak banyak.Sedangkan agar nafsu
makan sapi lebih bagus untuk sapi baru disediakan tetes tebu.
“ Dulu orang beternak sapi
seperti ini rumput yang saya sediakan cukup banyak dan harus menyediakan gudang
rumput. Namun meski saat ini saya memelihara 25 Sapi namun tidak perlu tenaga banyak cukup hanya 2
orang saja karena kebutuhan rumput tidak begitu bantak “, kata Ir. H. Heru
Wijanarko warga desa Bandengan kecamatan kota yang sudah 4 tahunan membuka
usaha peternakan sapi pada Warta Demak.
H. Heru mengatakan, sebelum
mencoba beternak sapi usaha yang dijalani diantaranya pembuatan minyak nilam ,
kelapa sawit dan usaha rumahan lainnya. Melihat daging sapi yang mempunyai
nilai jual tinggi iapun kemudian mencoba membuka usaha baru ternak sapi.
Awalnya ia mencoba beternak sapi maksimal 10 ekor setiap periodenya , karena
cukup prospektif kini iapun berani menambah hingga 25 ekor. Bibit-bibit sapi
asalan ia peroleh dari desa-desa sekitar Jepara , selain itu ia juga menerima
sapi dari para pengepul di luar kota.
“ Ya untuk usaha penggemukan sapi
asalan kita beli berkisar Rp 7,5 juta – Rp 8,5 Juta tergantung kualitas.
Setelah kita pelihara dan gemukkan selama 3 – 4 bulan nilai jual sapi akan naik
setiap ekornya kita jual bervariasi antara Rp 10 -12,5 juta . Dengan harga itu
kita sudah bisa mengantongi keuntungan yang lumayan”, ujar H. Heru.
Mengenai pakan fermentasii
ramuannya , selain rumput dan jerami bahan-bahan yangbisa dipergunakan untuk
pakan diantaranya jenggel Jagung , onggok , ampas tahu . Bahan-bahan itu
dicampur jadi satu lalu ditambah dengan tepung ikan dan bahan fermentasi EM4
ditambah air lalu dimasukkan dalam tong plastic . Setelah itu tong ditutup
rapat bagian atas lalu dibiarkan selama 24 jam setelah itu dibuka dan
dicampurkan pakan langsung bisa diberikan pada sapi.
Untuk menghemat waktu dan
biaya pembuatan pakan bisa dalam jumlah
banyak misalnya 5 – 10 tong pakan untuk persediaan.Setelah jadi pakan pakan itu
bisa tahan hingga 4 bulan asal wadahnya ditutup dengan baik. Oleh karena itu
dikandang sapinya tersedia puluhan tong-tong plastic yang penuh dengan pakan
fermentasi.
“ Keunggulan pakan fermentasi ini
adalah dari segi kualitasnya , jika kita beri pakan rumput atau hijaualn lain .
Sapi kelihatannya gemuk karena pakan basah terlalu tinggi namun hasil dagingnya
kecil. Sebalinya jika kita beri pakan ini meski sapi kelihatan tidak begitu
gemuk namun jika ditimbang bobotnya akan lebih tinggi”, papar H. Heru.
Oleh karena itu bagi para
peternak tradisional rumahan H. Heri menyarankan untuk beralih ke pakan
fermentasi ini selain bahannnya mudah didapatkan juga ongkosnya tidak begitu
tinggi dan bisa memanfaatkan limbah hasil pertanian. Seperti onggok misalnya
kita hanya menyediakan transport ambil, kulit Kopi juga demikian bahkan jenggel
Jagung yang sering dibakar bisa digiling untuk campuran pakan sapi.
Fihaknya dengan tangan terbuka
menerima para peternak yang ingin belajar dan ngangsu kawruh tentang
pemeliharaan sapi ini. Selain mempelajari tehnik pemeliharan , pembuatan
kandang bisa juga melihat bagaimana cara membuat pakan fermentasi . Bahkan ke
depan fihaknya akan membuka diri memelihara sapi dengan system plasma dengan
warga masyarakat.
“ Saya yakin usaha ternak sapi
ini masih prospektif oleh karena itu saya berencana menitipkan sapi pada warga
masyarakat dengan system bagi hasil. Melihat kapasitas kandang saya yang tidak
muat lagi , tukas H. Heru. (Pak Ardans)
0 Response to "Ternak Sapi Dengan Pakan Fermentasi Lebih Menguntungkan"
Post a Comment