Kudus–“Stop money politic! Kalau boleh saya memilih, lebih
baik tak makan sebulan, dari pada makan dari hasil money politic,”
ujar Fety Hikmatul Umami (16), siswi MA NU Muallimat Kudus saat membaca
suratnya untukKPUK Kudus dalam acara Jalan Sehat Sosialisasi Pemilu Bersama
2013.
Coretan pemikiran dalam surat yang ditulis dengan kertas bekas itu, ia bacakan didepan anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten (KPUK) Kudus serta badan penyelenggara pemilu; Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) se-Kabupaten Kudus di jantung Kota Kretek, awal Mei kemarin.
Pelajar
kelas X MA itu memang belum memiliki hak pilih dalam Pemilu bersama Pemilihan
Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah dan Pemilihan Bupati (Pilbup) 2013, 26 Mei mendatang
namun harapannya terhadap pesta demokrasi tak perlu disangsikan lagi.
Dalam suratnya ia
berharap agar pemilu tak dihantui dengan politik uang. Menurutnya, poltitik
uang itu haram. “Politik uang hanya akan melahirkan pemimpin yang gemar
mengorupsi uang rakyat,” katanya.
Ia menyarankan warga agar
menolak praktik-praktik politik uang yang ditawarkan calon-calon pemimpin.
“Jangan sampai tergiur dengan rayuan uang,” larang Fety.
Lebih dari itu ia juga
menghimbau pada pemimpin di Kudus agar bersikap adil pada seluruh rakyatnya.
Jadi pemimpin, katanya, jangan berat sebelah. “Harus adil,” tegasnya.
Ia menganggap pemimpin di
Kudus belum optimal. Dengan bahasa yang sederhana pula ia mengungkapkan curahan
hatinya pada KPUK Kudus, bahwa istri-istri pejabat berleha-leha saja.
“Perempuan juga bisa berkarya, jangan bisanya pamer berlian saja,” ungkap Fety.
Dirinya tak ingin istri
para pejabat terlihat glamour dengan kehidupan yang serba
mewah. Ia ingin istri-istri pejabat hidup sederhana dan memberi sumbangsih yang
besar untuk masyarakat di sekitarnya.
Juara Menulis
Surat yang ia tulis itu
berhasil memenangi Lomba Menulis Surat untuk KPUK Kudus bertajuk“Menciptakan Pilgub Jateng dan Pilbup Kudus 2013 yang
Bermartabat sebagai Wujud Demokrasi Lokal” yang diselenggarakan KPUK di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Kudus,
sepekan sebelum Jalan Sehat.
“Surat
ini merupakan usulan saya untuk ajang pemilu bersama kali ini. Sebagai generasi
penerus bangsa harus peduli dengan pemilu salah satunya memberikan sumbangsih
pemikiran seperti ini,” katanya.
Meski menjuarai lomba menulis, ia mengaku tak melakukan persiapan yang cukup. Tapi Fety sudah cukup terlatih menulis, karena sudah mengikuti ekstrakurikuler Karya Tulis Ilmiah (KTI) di almamaternya.
“Saya
dalam ekstra KIR ini dibimbing Ibu Guru saya, namanya Ilma Annisa,” katanya
sambil menoleh ke wajah gurunya, yang duduk tak jauh dari tempatnya duduk.
Melalui
ekstra KTI ia telah banyak menorehkan prestasi. Diantaranya, Juara III KTI di
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus dan di SMAN 1 Kudus tahun 2012. Tahun ini, Fety juga berhasil menyabet
juara I KTI yang diadakan oleh Universitas Muria Kudus (UMK).
“Saya
sangat tertarik dengan tulis-menulis. Sebab yang tertulis akan abadi sedangkan
yang terucap akan cepat hilang,” pungkas Fety yang tahun ini akan bergabung di
majalah sekolah. (Abdul Rochim/ qim)
0 Response to "“Stop Money Politic! Kalau Boleh Saya Memilih"
Post a Comment