Demak- Saat
ini ladang garam di daerah Demak panen raya . Sejauh mata memandang tampak
kristal putih menyilaukan mata teronggok di meja-meja kristalisasi garam. Panas
kemarau yang menyengat menambah bertumpuknya garam dilahan pemanenan. Selain
petani garam rejeki garam juga dirasakan oleh ratusan tenaga pengangkut garam.
Mereka adalah pekerja
musiman yang bekerja hanya jika musim garam tiba. Pria ,wanita yang muda sampai yang tua mencari lahan
perburuan sendiri-sendiri. Tenaga buruh angkut wanita biasanya
mengandalkan badannya saja tanpa alat
pembantu. Mereka mengangkut garam yang ditempatkan dalam zak-zak dari lahan
menuju ke tempat penjualan pinggir jalan besar tau langsung dimasukkan dalam
gudang petani.
“ Ongkosnya tergantung
dari jauh dekatnya kita mengangkut garam , jika dekat per zak biasanya Rp 1.200
– Rp 1.500 perzak. Jika tempatnya cukup jauh upahnya ya Rp 2.000 – Rp 2.500
setiap zak “, aku Ibu Tun warga desa Tedunan kecamatan Wedung pada Kabar Seputar Muria,
(Minggu 28/9).
Ibu Tun mengatakan ia
bersama lima temannya satu RT berangkat dari rumah sekitar pukul setengah enam
pagi. Sesampainya di lahan iapun sarapan bersama dengan bekal yang di bawa dari
rumah . Setelah itu mulaiah ia bekerja yang pertama memasukkan garam dari
keranjang ke zak . Setelah itu baru di angkut dengan jalan kaki ke gudang atau
pinggir jalan raya yang jaraknya kurang lebih 150 meter.
“ Kita kuat hanya sebedug
saja karena panasnya terlalu terik . Jam 11 siang kita persiapan pulang
kadang-kadang jika sudah lelah jam 10 pun kita pulang. Sehari rata-rata kita
bisa bawa pulang uang Rp 45 – 50 ribu sudah syukur “, kata Bu Tun.
Lain lagi dengan Pak Ahwan
yang juga warga desa Tedunan ia mengangkut garam dengan menggunakan sepeda
onthel . Sekali angkut ia bisa membawa garam dua zak . Meskipun harus menuntun
sepedanya karena jalannya tidak rata, namun hasilnya bisa lipat dua dengan
pengangkut garam wanita. Dengan sepeda tuanya itu ia bisa membawa pulang uang
Rp 50 ribu lebih.
“ Ya pakai sepeda onthel
lebih banyak hasilnya dari pada tanpa alat. Ya itu tadi sepedanya harus kuat .
Lumayan jika kemarau tiba saya banting setir tenaga angkut garam jika musim
penghujan cari ikan di sungai “, aku pak Ahwan.
Selain
menggunakan sepeda onthel , banyak juga pengangkut garam yang menggunakan
sepeda motor. Sepeda motor yang mereka gunakan rata-rata sepeda motor tua atau
sepeda motor bodong. Denga harga yang murah mereka manfaatkan sepeda motor
untuk mengangkut garam. Dari upah memnagkut garam itu mereka bisa menghidupi
keluarganya di musim kemarau. Tanpa kehadiran buruh angkut garam petani dan
pengepul kesulitan memasarkan hasil mereka .(Muin)
0 Response to "Kuli Angkut Garam Demak , Dari Jalan kaki ,Sepeda Onthel Sampai Sepeda Motor"
Post a Comment