![]() |
Mbah Mardi peternak kambing dari Sowan |
Demak – Musim kemarau
di bulan September ini membuat sebagian saluran air di sepanjang jalan
raya desa Mutih Wetan – Bungo kecamatan Wedung mengalami kekeringan. Air yang
biasanya melimpah kini tidak ada setetespun. Lahan persawahan seluas mata
memandang puluhan hektar kondisinya kering kerontang menyisakan jerami kering
di sana – sini.
Namun
demikian bagi para peternak kambing , sapi atau kerbau saluran atau sungai yang
kering masih menyisakan rezeki. Di dasar sungai yang mengering itulah tumbuh
hijauan berupa rumput dan juga tanaman kangkung. Beberapa peternak kambing
dengan leluasa mengambil hijauan itu untuk pakan ternak di rumahnya.
Seperti
halnya mbah Mardi (65) warga Sowan Lor kecamatan Kedung kabupaten Jepara ini.
Meskipun harus mengayuh sepedanya sejauh hampir tiga puluh kilo meter pulang
pergi. Namun hal ini tidak membuat lelah , karena kambing-kambingnya di rumah
bisa mendapatkan makanan setiap harinya. Dengan berbekal sepeda dan zak plastic
ia berangkat habis subuh.
“
Habis gimana lagi hijauan atau rumput di seputaran persawahan desa Sowan Lor
maupun Kidul semua sudah habis . Ya terpaksa mencari sampai di wilayah Demak
yang penting kambing di rumah tidak kekurangan makan”, kata Mbah Mardi pada
FORMASS yang menemuinya di sungai kering pinggir jalan raya Bungo – Mutih Wetan.
![]() |
Sungai yang mengering |
Mbah
Mardi mengatakan , di rumahnya ada enam ekor kambing . Setiap harinya butuh
pakan hijauan agar pertumbuhannya baik. Awal memang mencari hijauan di
seputaran desa Sowan Lord an Kidul. Selanjunya ke selatan sampai desa Tedunan
dan Karangaji. Seiring dengan kemarau yang panjang hijauan makin lama makin
habis persawahan tiada hijauan lagi.
“
Ya iseng-iseng jalan-jalan ke selatan , sampai di persawahan desa Mutih Wetan ini saya menemukan banyak
hijauan berupa tanaman kangkung dan rumput. Nah akhirnya saya turun dan
mengambil hijauan ini sekali ambil paling banyak dua sak “, tambah Mbah Mardi.
Mbah
Mardi mengakui beternak kambing cukup menguntungkan. Meskipun tidak besar namun
bisa dijadikan sebagai tabungan. Penjualan kambing biasanya di bulan Besar (Dzulhijjah)
untuk keperluan korban atau orang punya gawe. Sekali jual biasanya bisa 4 – 5
ekor. Per ekornya Rp 2 juta – Rp 2,5 juta. Usai penjualan iapun kembali membeli
kambing anakan yang harganya hanya separoh saja.
“
Keuntungan penjualan kambing ini bisa untuk kebutuhan harian atau ditabung
untuk keperluan mendadak. Beternak kambing tidak sulit yang penting pakan cukup
kambing akan tumbuh dengan baik “, kata Mbah Mardi menutup sua. (Muin).
0 Response to "Sungai Kering Rejeki Bagi Peternak Kambing"
Post a Comment