Demak – Dukuh kemantren desa Mutih Kulon kecamatan Wedung kabupaten
Demak sejak dahulu mempunyai masjid sendiri. Masjid yang setiap hari digunakan
untuk shalat sehari-hari warga tergolong cukup bagus dilihat dari jumlah
jamaahnya. Selain sudah besar dan bertingkat kondisi bangunan sudah tujuh puluh
lima persen. Yang tergolong cukup mewah yaitu keramik lantainya.
“ Masjid ini di rehab sekitar tahun 2011 yang
lalu , setelah terkumpul uang Rp 200 juta . Jamaah sepakat masjid di rehap
karena kondisinya sudah tua juga kurang lebar “, kata pak Tahrim (55) warga
kemantren pada kabarseputarmuria.
Tahrim mengatakan ,
dulunya masjid ini bertiang kayu jati dan berubin hitam . Kondisinya tidak begitu luas karena
jumlah jamaah yang tidak begitu banyak . Seiring dengan perkembangan jaman ,
jumlah jamaah terus bertambah sehingga masjid tidak mampu menampung jamaah .
Utamnya pada hari besar seperti iedul fitri dan iedul adha.
“ Nah dengan kondisi
itulah rapat warga memutuskan untuk merehab bangunan masjid yang sudah tua. Ada
modal uang kas masjid ditambah jariyah dari warga dengan tarikan keliling
setiap seminggu sekali”, tambah pak Tahrim.
Pembongkaran masjid
tidak dilakukan secara total namun bertahap. Bangunan masjid lama masih bisa
digunakan untuk shalat seperti biasanya . Pemasangan batu pondasi diluar
bangunan utama masjid lama. Setelah bangunan masjid baru setengah jati ,
bangunan lama dirobohkan dengan pelan-pelan.
Mengenai air untuk
wudhu jamaah , meskipun kondisi musim kemarau seperti ini tidak menjadi
masalah. Air sumur meskipun rasanya agak asin sedikit masih mencukupi untuk
kebutuhan wudhul dan bersuci lainnya. Air dari sumur itu kemudian dipompa di
salurkan ke bak wudhu dan juga kran-kran.
“ Alhamdulillah untuk
air wudhu meskipun rasanya masin setiap waktu cukup . Apalagi jika musim
penghujan tiba rasanya tidak masin lagi . Tawar dan menyegarkan “, imbuh
Tahrim. (Muin)
0 Response to "Masjid An-Nur Kemantren Mutih Kulon Sudah Direhab, Hasil Swadaya Masyarakat "
Post a Comment