![]() |
Slamet SB di depan Toko kecilnya |
Demak
- Potong
rambut atau tukang cukur saat ini merupakan salah satu pekerjaan yang harus
dilirik bagi yang mengaku dirinya pengangguran , betapa tidak meski hanya
memotong rambut saja namun upah yang didapatkan cukup lumayan.
Hal inilah yang mendorong
Slamet Setia Budi warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ogah
alih profesi karena setiap harinya mampu menangguk rupiah dari kepala-kepala
yang di cukurnya. Setiap hari paling minim dia mendapatkan order menggunduli,
memendekkan , merapikan rambut kepala 6 - 5 , belum yang cukur jambang dan
jenggot.
Tarip yang ia patok setiap
kepalanya Rp 5.000,- dari anak kecil, dewasa, orang tua , pria atau wanita
semua ongkos yang dikeluarkan sama rata. Jika hari-hari biasa pendapatan yang
ia dapatkan 15 ribu – 21 ribu namun jika ramai seperti menjelang puasa atau
hari raya pendapatannya bisa melonjang 30 ribu – 45 ribu rupiah , karena
kebanyakan orang ingin tampil rapi di hari Raya Idul Fitri.
Di bilik sederhana
dibelakang rumahnya ia menanti pelanggannya yang datang dari desa sendiri dan
desa-desa sekitarnya. Selain sebagai tempat kerjanya sehari-hari yang berisi
kaca besar , kipas angin kecil , meja kecil berisi peralatan cukur dari gunting
manual dan electric dan kursi untuk pelanggan, dibagian belakang ia taruh bale-bale
kecil untuk beristirahat.
Maklum sampai saat ini ia masih njomblo alias
belum punya gandengan sehingga kesehariannya ia habiskan dalam bilik cukur yang
ia buat dari bambu dan papan bekas, agar kelihatan asri di depan biliknya itu
ia taruh pot-pot yang berisi tanaman hijau dan kembang-kembang. Di samping
pintu biliknya ia pasang waktu prakteknya yaitu jika pagi jam 08.00 – 15.00 dan
malam jam 18.00 – 21.00 seperti layaknya waktu praktek dokter saja .
” Biar keren mas selain itu
juga sebagai patokan untuk pelanggan yang datang kemari karena sering mereka
datang pas saya tidak ada jadi ya mereka jadi kecewa berat , selain itu juga
kami pasang bel ini yang berhubungan dengan rumah meski bilik ini terbuka
kadang kami mengerjakan pekerjaan di rumah membantu orang tua . Jadi mereka
tinggal ngebel aja saya langsung datang ”, ujar Slamet Setia Budi yang mengaku
menjadi tukang cukur lima tahun lebih.
Slamet Setia Budi mengaku
profesi menjadi tukang potong rambut ini bukan cita-citanya sejak dulu , karena
setamat Madrasah Aliyah ia ingin merantau ke Jakarta seperti teman-temannya ,
namun sebelum kesampaian keinginannya musibah datang ia kecelakaan sehingga
kakinya patah dan harus dirawat beberapa bulan di rumah sakit.
Usai sembuh dari kecelakaan
iapun mencoba mempraktekkan kebisaannya memotong rambut dari tetangga satu ke
tetangga lainnya , karena merasa nyaman bekerja sebagai tukang cukur akhirnya
ia bangun bilik kecil untuk melayani pelanggannya sehingga pelanggannya yang
datang kepadanya.
Adapun ketrampilan potong rambut ia dapatkan
dari melihat orang lain dengan seksama yang kemudian ia praktekkan sendiri ,
dari kreatifitasnya itu ia kini menguasai beberapa model potong rambut yang disukai
anak-anak, remaja, sampai orang tua . Jika ada model baru potongan di televisi
atau majalah iapun dengan cepat menyesuaikan model-model itu.
” Sekarang remaja-remaja yang cukur disini minta model-model potongan yang dilihat ditelevisi atau majalah, ya saya menyesuaikan dengan keinginan mereka, satu hasilnya bagus , yang lain ikut-ikutan jadi ya lumayan langganan saya bertambah terus”, cerita Slamet .
” Sekarang remaja-remaja yang cukur disini minta model-model potongan yang dilihat ditelevisi atau majalah, ya saya menyesuaikan dengan keinginan mereka, satu hasilnya bagus , yang lain ikut-ikutan jadi ya lumayan langganan saya bertambah terus”, cerita Slamet .
Dari buka usaha potong
rambut lebih lima tahun ini
Slamet memperoleh banyak hal. Selain
pengalaman berwirausaha juga bisa membangun toko kecil di belakang rumahnya. Membantu
belanja orang tuanya dan juga membuka usaha jual beli berbagai jenis topi dan
kopiah .(Muin)
0 Response to "Slamet SB , Sukses Buka Usaha Potong Rambut "
Post a Comment