![]() |
garam yang tersisa habis disapu hujan |
Demak – Hujan deras yang mengguyur pesisir kecamatan
Wedung Minggu Sore (9/11) dan Senin siang (10/11) meluluhlantakkan ratusan
keranjang garam petambak. Garam-garam yang selesai di panen belum sempat
terjual atau dimasukkan dalam gudang. Akibatnya lahan garam yang tampak memutih
dengan kristal garam kini menjadi air yang bercampur tanah.
“ Hujan datang
begitu tiba-tiba dan langsung deras. Padahal di lahan kami paling tidak masih
ada sekitar 200 keranjang garam. Kita kesulitan cari tenaga angkut garam ke
dalam gudang. Ya gimana lagi dari air ya kembali ke air lagi “, kata Sholihan
petambak garam asal desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Sholihan
mengatakan , hasil produksi garam tahun ini ada kenaikan dibandingkan tahun
yang lalu. Selain panasnya yang kuat juga waktu panen cukup panjang. Sehingga
gudang-gudang milik petani kebanyakan sudah terisi garam pada tahun ini.
Padahal pada musim garam tahun lalu hampir semua gudang tidak bisa terisi
penuh.
“ Untuk harganya
musim garam tahun ini juga bagus, meski musim garam telah usai namun penurunan
harga tidak seperti tahun yang lalu. Jika lahan dekat dengan transportasi harga
perkeranjang berkisar Rp 9-10 ribu untuk kualitas umum. “, tambah sholikhan.
Sedangkan untuk
yang jauh dari angkutan mobil , perkeranjangnya berkisar Rp 7-8 ribu .
Sedangkan kualitas bagus harga perkwintalnya terpaut Rp 10 ribu. Untuk garam
umum misalnya Rp 30 – 35 ribu perkwintal
maka harga garam kualitas bagus perkwintal bisa menjadi Rp 40 ribu – Rp 45
ribu.
Meski hujan datang
para petambak garam berlega hati. Selain musim garam yang cukup panjang tahun
ini harga garam masih bagus. Apalagi jika hujan terus mengguyur maka harga
garampun bisa terus naik karena petambak sudah tidak berproduksi lagi. Harapan
petambak dengan hujan yang terus mengguyur harga garam akan terus membaik.(Muin)
0 Response to "Hujan Deras Di Pesisir Demak , Petambak Berharap Harga Garam Terus Naik"
Post a Comment