Demak – Meskipun sekarang sudah memasuki
jaman mellinium , namun masih ada tradisi yang berkaitan dengan menaikkan dan
menurunkan perahu di pesisir Demak. Perahu-perahu nelayan yang digunakan untuk
melaut setiap hari . Pada waktu-waktu tertentu akan dinaikkan ke darat untuk
diservis atau di cat ulang agar awet dan menarik.
Untuk
perahu yang ukurannya besar menaikkan
atau menurunkan perahu membutuhkan tenaga yang cukup banyak . Tidak hanya satu
atau dua namun butuh orang hingga
puluhan. Oleh karena itu ketika akan menaikkan atau menurunkan perahu satu hari
sebelumnya suda woro-woro pada tetangga kanan kiri.
“
Rata-rata perahu disini besar-besar sehingga jika mau dinaikkan atau diturunkan
kembali perlu banyak orang untuk mendorongnya. Kita harus memberitahu para tetangga
dahulu agar berkumpul semakin banyak orang pekerjaan semakin selesai “, ujar
Fitahul nelayan asal desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.com
Tradisi
turun naik di desa pesisir adalah hal yang lumrah dan sudah ada sejak lama.
Para nelayan hidup rukun dan bekerja bersama-sama. Dulu sebelum ada mesin satu
perahu dijalankan minimal 2 orang. Namun dengan hadirnya mesin perahu ini bisa
menghemat tenaga manusia. Tetapi untuk gotong royong naik turun perahu sejak
dahulu hingga sekarang tidak berubah. Semua ikut bergerak agar perahu cepat
naik atau turun dari sungai.
“
Namanya sudah tradisi tidak ada bayaran tertentu dalam rangka menaikkan dan
menurunkan perahu ini. Paling-paling pemilik perahu menyediakan makanan dan
minuman serta rokok secukupnya. Semua nelayan pasti akan punya gawe seperti ini
“, tambah Fitahul
Memang
tanpa bantuan tetangga kanan kiri , nelayan akan sulit menaikkan dan menurunkan
perahu . Apalagi jika perahu yang diperbaiki tergolong besar. Perahu yang
diperbaiki harus benar-benar naik ke darat agar penservisannya lebih mudah.
Selain itu jika ada kebocoran perahu bisa segera di ketahui. (Muin)
0 Response to "Inilah Gotong Royong Turunkan Perahu di Pesisir Demak"
Post a Comment