![]() |
Seretariat KUB |
Demak – Desa Kedungmutih kecamatan Wedung
saat ini menjadi sentra pemasaran garam di kabupaten Demak. Pembeli garam dari
luar kota seperti Solo, Semarang, Rembang semua datang ke desa Kedungmutih. Di
Desa Kedungmutih ada Terminal atau pangkalan garam yang setiap hari tiada henti
aktifitasnya selama 24 jam . Peluang itulah yang dimanfaatkan oleh pekerja di
sector garam.
Mereka tergabung dalam KUB (Kelompok Usaha Bersama) “
Bina Karya”. Kelompok itu didirikan agar terjadi kebersamaan dalam pengeloaan
pengangkutan garam . Selain itu juga untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan
juga kesejahteraan bersama.
![]() |
Terminal garam Kedungmutih |
“ Kelompok Bina Karya ini kami dirikan agar kerja para
pengangkut garam ini tertib dan lancar. Semua yang bekerja di sector
pengangkutan garam ini kami haruskan masuk menjadi anggota. Ya kelompok ini
berdiri sudah ada tiga tahunan lebih anggotanya sekitar 50 orang “, kata Solekhun (42) Ketua KUB “ Bina
Karya”desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Dikatakan Solekhun, sebelum berdirinya kelompok ini
para pembeli garam kadang kesulitan mencari tenaga angkut garam. Sehingga
ketika ada truk datang butuh waktu lama agar garam itu naik ke dalam kendaraan.
Para pekerja belum terkoordinasi apalagi jika truk itu datangnya malam hari.
Hingga butuh waktu beberapa saat untuk mengumpulkan tenaga angkut garam.
“ Nah setelah adanya kelompok ini pengangkutan garam
menjadi lancar. Anggota kelompok harus ada yang stand by di secretariat.
Sehingga truk pengangkut datang kapan saja mereka bisa segera bekerja untuk
menaikkan garam”, tambah Solekhun.
Menurut Solekhun setelah adanya kelompok ini ,
pembagian hasil kerja juga tertib dan lancar. Setiap ada truk yang datang ada
yang ngatur misalnya bagian parkir sendiri dan bagian pengangkutan juga
tersendiri. Untuk parkir setiap hari masuk kas setelah terkumpul satu tahun
dibagi menurut kesepakatan. Ada yang masuk kas kelompok , ada yang masuk
Musholla dan juga setor pada pemerintahan desa Kedungmutih.
![]() |
Kegiatan Bongkar muat garam |
“ Nah untuk upah menaikkan garam keatas truk biasanya
borongan satu truk berapa . Sehari misalnya mendapatkan berapa truk upah
borongan dibagi anggota yang bekerja. Jika ada sisa biasanya dimasukkan dalam
kas kelompok “, papar Solekhun.
Dari pengumpulan uang parkir dan kelebihan itulah
kegiatan kelompok bisa berjalan dengan lancar. Diantaranya memberikan santunan
pada anggota yang sakit, untuk biaya rapat. Pengeluaran yang cukup besar adalah
untuk membangun sekretraian kelompok. Sedangkan sisanya untuk keperluan
mendadak lainnya.
Ada yang menarik dalam kunjungan Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo di Kedungmutih. Salah satunya Gubernur mengapresiasi positif ada
kegiatan perdagangan garam di desa Kedungmutih. Selain itu juga kiprah warga
yang bergerak pada usaha jasa pengangkutan garam.
Apresiasi positif tersebut diantaranya dituangkan
dalam pembangunan terminal garam kedungmutih yang kondisinya memprihatinkan pada tahun 2015.
Terminal garam hasil swadaya anggota kelompok dan juga pedagang saat ini rusak.
Atap berupa rumbia banyak yang bocor sedangkan tiang-tiang yang terbuat dari bamboo
sudah rapuh.(Muin)
0 Response to "KUB “Bina Karya” Kedungmutih Demak , Bersatu Untuk Kesejahteraan Pekerja Garam"
Post a Comment