"Mari Berdayakan Masyarakat Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

"Mari Berdayakan Masyarakat  Demak Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Berziarah ke makam Syeh Muttamakin Kajen Pati

 

Pati - BERUNTUNGLAH warga masyarakat Pati, lantaran di Bumi Mina Pati terdapat makam tiga ulama besar yang bisa dikategorikan sebagai waliyullah. Salah satunya adalah Mbah Mutamakkin,  yang  dalam syiar Islam pada masa lalu sangat besar serta patut dikenang dan diteladani.Hingga saat ini namanya masih dikenang sebagai ulama besar sampai sekarang.

Sebagaimana waliyullah lainnya, mereka pun memperoleh karomah dari Allah, yang didapat dari riyadhoh dan ketaatan dalam beribadah. Sebagian umat yakin, dengan berziarah ke makam orang suci, seraya mendoakannya, maka peziarah bakal beroleh berkah dan pancaran karomahnya.

Persoalannya, masyarakat yang mengetahui riwayat Mbah Mutamakkin. Umumnya hanya orang-orang pondok pesantren. Itu pun masih dalam lingkup terbatas, yaitu masyarakat Pati, Rembang, Jepara, Kudus, Demak dan Blora, atau kiai-kiai tertentu yang punyadaya linuwih.

Ketika Kabarseputarmuria.com  mengunjungi makam Mbah Mutamakkin, di Desa Kajen, Margoyoso, juru kunci  langsung menyilakan untuk membeli buku ''Perjuangan Syaikh KH Ahmad Mutamakkin'', yang memang tersedia di kios-kios sepanjang jalan menuju makam.

Buku karangan HM Imam Sanusi itu memang secara rinci menjelaskan jatidiri Mbah Mutamakkin, terutama mengenai perjuangannya dalam syiar Islam. Tetapi mengenai silsilahnya agak kabur, karena muncul berbagai versi.


 Santri-santri nderes ngaji alqur'an


Tetapi dalam versi yang paling banyak diyakini umat, Mbah Mutamakkin merupakan keturunan Raden Patah, pendiri Kasultanan Demak, yang notabene kerajaan Islam pertama di Jawa. Ia merupakan generasi keenam Raden Patah.
Trah (keturunan) Mbah Mutamakkin kini sudah mencapai belasan generasi. Banyak sekali ulama kharismatik yang berasal dari trah ini, termasuk Ketua Umum MUI Pusat KH MA Sahal Mahfudh (generasi kedelapan), KH Thohir Nawawi, dan KH Faqih Baedlawi.

Mbah Mutamakkin dikenal pula sebagai Ki Cebolek, karena pernah tinggal di Desa Cebolek, Margoyoyo. Berasal dari Tuban, dia berdakwah secara berpindah-pindah, terutama ke tempat-tempat yang dianggap tepat sasaran. Maksudnya, daerah yang dituju itu termasuk ''gelap'' dari Cahaya Allah.

Daerah yang pernah disinggahinya antara lain Desa Kalipang (Sarang, Rembang), Cebolek (Margoyoso, Pati), dan Kajen (Margoyoso). Di Kajen inilah dia terakhir bermukim, dengan misi syiar dan membuka lembaga pendidikan Islam yang mencetak mubalig-mubalig yang kelak menjadi penyambung perjuangannya.

Mbah Mutamakkin memperdalam ilmu agama hingga ke Arab. Salah seorang gurunya, Syekh Zain al-Yamani, adalah tokoh tarekat Naqsabandiyah yang amat berpengaruh di abad ke-17. Selain belajar ilmu agama, Mbah Mutamakkin juga rajin melakukan riyadhoh (latihan jiwa) dengan mengurangi makan, minum, dan tidur.
Karena ketekunannya dalam beribadah dan riyadhoh, dia memiliki ilmu atau daya linuwih yang tinggi. Dia juga dikenal sebagai sosok yang konsisten, atau teguh pendirian, meski menghadapi ''arus besar'' masyarakat di jamannya.


 kolam kuno sebelah barat makam


Jenazah tokoh suci ini dimakamkan di Desa Kajen, bersama sejumlah keluarga dan para bangsawan yang masuk Islam. Kompleks pemakamannya dikelilingi tembok yang dikenal sebagai Kanjengan. Tapi khusus makam Mbah Mutamakkin dibuatkan cungkup tersendiri dengan teras yang sangat luas.

Setiap malam Jumat hingga Jumat sore, ribuan peziarah berkunjung ke makam ini. Jumlah peziarah mencapai puncaknya pada Jumat Wage. Sebagian masuk ke bagian cungkup, dan sebagian lagi berada di teras yang luas.

Di cungkup dan teras inilah para peziarah mengaji, menghafal Alquran, membaca tahlil, dan menyampaikan segala uneg-unegnya kepada Allah. Buah perjuangannya kini beranak-pinak dalam ujud kemunculan kiai-kiai kharismatik yang merupakan trahnya, maupun puluhan pondok pesantren di Kajen dan sekitarnya. Kini, Kajen disebut juga sebagai desa santri.

Adapun makam Syeh Mutamakin ini letaknya di desa kajen kecamatan Margoyoso kabupaten Pati. Routenya jika anda dari barat biasanya via kudus atau Jepara. Namun jika dari Timur biasanya lewat Rembang , Juana terus Pati . (Muin)


0 Response to "Berziarah ke makam Syeh Muttamakin Kajen Pati"

Post a Comment

"BLOGNYA WARGA DEMAK DAN SEKITARNYA "
Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi dapat mengirim tulisan apa saja artikel, Berita, Foto dan apa saja yang bermanfaat ke Email : pakardans94[at]gmail.com, Dan jika anda mempunyai informasi yang perlu diliput dapat menghubungi Redaksi Phone:
085 290 238 476
Bagi anda yang mempunyai usaha apa saja yang ingin dipublikasan via media internet dan menghubungi Redaksi
Bila anda peduli dengan kemajuan blog ini dapat berbagi dengan kami
Donasi bisa dikirimkan via pengelola blog :
Nama : FATKUL MUIN
Bank : BRI UNIT PECANGAAN KULON JEPARA
NO REK : 5895-01-000092-53-8
" Marilah Kita Bersama Berdayakan Warga Demak Agar di Kenal Di Dunia "