![]() |
Tenaga tanam padi sistem borongan |
Jepara – Musim
hujan mulai tiba ada keramaian tersendiri di lahan persawahan . Para petani
mulai terjun ke sawah kembali untuk menggarap lahannya. Diantarnya mereka ada
yang mentraktor lahannya untuk persiapan tanam padi. Di tempat lain kesibukan
penanaman padi terlihat. Puluhan wanita melakukan tugasnya menanam padi di
lahan sawah dengan berombongan.
“ Sekarang tanam padi menggunakan
system borongan, satu bau disini upahnya sekitar 1,5 juta. Tergantung dari
jumlah yang mengerjakan makin banyak ya makin cepat “, ujar Pak Mardi petani
penggarap asal desa Blimbing Rejo kecamatan Nalumsari pada kabarseputarmuria.com
Mardi mengatakan , selain biaya
untuk menanam petani harus menyiapkan sejumlah biaya untuk operasional
penggarapan sawah. Diantaranya pembelian bibit , tenaga kerja oleh ,
obat-obatan dan juga pupuk. Dengan jumlah yang banyak ini biasanya pemilik
lahan biasanya tidak mau beresiko. Sehingga mereka menyewakan sawahnya secara
tahunan ataupun jangka waktu yang lama pada penggarap.
![]() |
Pak Mardi |
“ Saya sebenarnya tidak mempunyai
lahan sawah sendiri. Namun setiap tahunnya pasti menggarap sawah dengan cara
sewa. Ya selama puluhan tahun saya jalankan. Dan hasilnya meski kadang rugi
namun selama ini banyak untungnya “, aku Pak Mardi.
Menurut pak Mardi menggarap sawah
itu harus telaten , mulai pengolahan tanah , pembuatan bibit , penanaman ,
pengobatan sampai dengan pemupukan. Meski tidak mempunyai guru khusus namun
karena pengalamannya bertahun-tahun menanam padi akhirnya ia menemukan cara
tersendiri. Sehingga hasil panenannya
tidak pernah gagal total, paling ya untung dikit bila hasil tanaman kurang
bagus.
“ Rata-rata sawah disini
perhektar ya antara 4 – 6 ton. Jika hasilnya bagus bisa dapat untung minimal 20
– 30 %. Apalagi jika harga gabah bagus kentungan bisa mencapai 40 %. Oleh
karena itu bagi saya usaha menanam padi ini masih prospektif “, tambah Pak
Mardi.
Namun demikian ada kendala yang
sering menghadang petani berkaitan dengan
tersedianya pupuk. Sering terjadi ketika petani butuh pupuk justru di
pasaran tidak ada . Pernah ia dibuat pusing karena langkanya pupuk. Meski ia
mau membeli dengan harga mahal , namun dipasaran pupuk menghilang. Adanya pupuk
organic , namun dari pengalaman pupuk organic hasilnya masih kalah dengan pupuk
anorganik.
“ Kita petani sudah
bersusah-susah menanam padi kayah gini. Keinginan petani tidak banyak
diantaranya masalah ketersediaan pupuk harus dipikirkan oleh pemerintah. Ketika
kita sedang butuh pupuk barang di lapangan tidak tesedia dengan alasan habis.
Itulah kendala terbesar petani disini . Semua petani disini kalau butuh pupuk
pasti susah dan langka “, jelas Pak Mardi.
Kalau dilihat hasilnya usaha
penanaman padi ini cukup layak untuk ditekuni. Selain waktunya yang tidak
terlalu lama gabah juga kebutuhan pokok kita. Berapapun stok gabah pasti laku
atau dibeli pengepul. Agar usaha lancar pemerintah harus menyuplai atau
menyediakan kebutuhan petani seperti bibit, pupuk dan juga sarana penunjang
lainnya. (Muin)
0 Response to "Harapan Petani Jepara , Pupuk Murah dan Tersedia "
Post a Comment