![]() |
Pak Sutiyo peternak dari Bugel |
Jepara-
Bertani
menanam padi dan beternak memelihara sapi bagi Pak Sutiyo warga desa Bugel
kecamatan Kedung merupakan satu kesatuan. Agar ekonomi keluarga berjalan lancar
maka kedua profesi itu dijalankan secara bersama-sama. Jika musim tanam padi
tiba iapun menggarap sawahnya sampai panen. Disela-sela menggarap sawah iapun
memelihara sapi dibelakang rumahnya. Dari hasil tanam padi dan memelihara sapi
itulah kehidupan keluarganya berjalan
lancar.
“ Kalau dihitung secara
kasar hidup dari beternak saja tidak mungkin cukup. Hasil dari beternak
biasanya di waktu tertentu saja . Oleh karena itu agar kebutuhan keluarga
terpenuhi harus mempunyai pekerjaan sambilan lain “, ujar Pak Sutiyo anggota
Kelompok Tani Mangun Sejati desa Bugel pada kabarseputarmuria.com
![]() |
Dirumahnya saat ini pak
Sutiyo mengaku ada 9 ekor sapi . Sapi-sapi itu awalnya ia beli seharga 8-9
jutaan. Sapi itu digemukkan dengan pemberian pakan secara berimbang. Salah satu
pakan yang setiap hari harus dipersiapkan adalah rumput. Agar ketersediaan pakan
selalu ada dikandang maka ia rela ngarit rumput setiap harinya.
“ Ya gimana lagi punya
tanggungan ternak sapi yang butuh makan setiap hari , mau tidak mau setiap hari
saya keluar rumah untuk ngarit rumput. Kalau musim penghujan seperti ini sih
jaraknya paling 4-5 kilometer . Tetapi jika musim kemrau panjang saya pernah
cari rumput sampai daerah Wedung Demak sana kurang lebih 20 km dari rumah saya “, kata pak Sutiyo.
Pak Sutiyo mengemukakan
, meskipun dia tercatat sebagai anggota kelompok tani ia belum pernah
mendapatkan penyuluhan atau bantuan dari dinas terkait. Utamanya ternak dia
berharap kepada pemerintah adanya kemitraan ataupun bantuan untuk peternak
seperti dirinya. Misalnya penambahan modal lewat ternak dengan system gaduhan.
Selain itu juga penyuluhan tentang usaha ternak yang baik.
Jika dikembangkan
dengan baik usaha ternak sapi ini bisa mendatangkan penghasilan tambahan yang
lumayan. Setidaknya ia setiap tahun minimal dua kali ia menangguk hasil dari
usaha ternak sapi. Bila hari raya qurban atau hari raya iedul fitri ia melepas
sapi peliharaannya untuk digantikan yang baru. Selama 1-2 tahun ia pelihara
satu ekor sapi keuntungannya bisa mencapai separuh atau kurang sedikit.
Sebagai contoh ia beli
bakalan sapi seharga 8 juta misalnya , maka setelah dipelihara 1 tahun lebih
sedikit jika dijual laku 12 juta -14 juta. Jika peternak mempunyai peliharaan
sapi 10 ekor misalnya maka setiap tahun ia bisa mendaparkan keuntungan kotor Rp
30 – 40 juta kotor . Jika biaya operasional pemeliharaan 40 persen maka keuntungan
bersih setiap tahunnya bisa mencapai Rp 18 – 24 juta.
“ Oleh karena
keuntungan yang masih lumayan itulah maka saya selain petani juga samben
memelihara sapi. Uang keuntungan dari penjualan sapi ini biasanya untuk
kebutuhan besar misalnya beli sepeda motor , memperbaiki rumah atau untuk punya
gawe “, aku pak Sutiyo.(Muin)
0 Response to "Demi Sapinya , Pak Sutiyo Setiap Hari Ngarit Rumput"
Post a Comment