Jepara
- Dulu
petani Jepara mencari tenaga tanam padi (tandur:jawa) masih mudah . Ibu-ibu
atau remaja putri jika musim tanam padi bersedia gugur gunung terjun ke sawah.
Namun beberapa tahun belakangan ini petani kesulitan mencari tenaga tanam
dengan cara mundur itu.Akhirnya para petani mengimpor tenaga tanam padi ini
dari daerah Demak bagian Selatan.
“ Ya kalau tidak ada
tenaga tanam padi dari Demak petani disini kececeran dalam menggarap sawahnya.
Untungnya kini sudah ada tenaga tanam
padi dan cabut benih (ndaud:bhs Jawa) sehari semuanya selesai “, ujar Mashadi
petani asal desa Kaliombo kecamatan Pecangaan pada kabarseputarmuria.com
Mashadi mengatakan ,
dulu petani cukup sulit mencari tenaga tanam padi local. Jika ada yang bersedia
upah atau ongkosnya cukup mahal. Selain itu masih menyediakan sarapan dan makan
siang . Jika dihitung pengeluaran cukup besar tak sebanding dengan pekerjaan
yang dihasilkan. Jika dipaksakan memakai tenaga tanam local , keuntungan tanam
padi padi minim.
“ Nah dengan adanya
tenaga tanam padi secara berombongan dari daerah Demak ini petani cukup
terbantu. Kita hanya mengawasi pekerjaan mereka jika ada salah kita betulkan.
Untuk konsumsi paling kita menyediakan minum dan makanan kecil”, tambah Mashadi.
Untuk ongkos atau
upahnya perhitungannya secara borongan. Perbau berkisar Rp 1 juta – 1,5 juta
tergantung dari jauh dekatnya lahan. Pembayaran dilakukan setelah pekerjaan
selesai yang dikoordinir dengan ketua rombongan . Para ketua rombongan biasanya
sekaligus sebagai pencari order yang mengatur jadwal para pekerja tanam padi
ini.
Salah satunya adalah
pak Badi asal desa Kramat kecamatan Dempet kabupaten Demak. Pak Badi ini
setiap hari membawa rombongannya yang
berjumlah 35-40 orang. Satu rombongan biasanya ada tenaga pria 3-4 orang
sebagai tenaga ndaud (cabut benih padi). Lainnya para ibu-ibu bagian tanam
padi. Dari rumah mereka berangkat habis subuh dan pulangnya sampai rumah habis
maghrib atau usai shalat isyak.
“ Nomor telpon saya
sudah disimpan para petani disini , jika
membutuhkan tenaga tanam padi biasanya mereka tinggal ngebel saya hari apa
dibutuhkan dan berapa luas lahan yang akan ditanami padi . Nanti saya kalkulasi
berapa orang yang saya bawa “, tutur pak Badi
Mbah Atun (55) salah
satu tenaga tanam padi dari desa Kramat mengatakan jika musim tanam padi ia
bersama tetangganya migrasi ke daerah Jepara untuk mburuh tandur. Biasanya
sawah didaerahnya sudah lebih dulu selesai ditanami padi. Mereka berangkat
berombongan dengan mencarter kendaraan truk atau angkutan umum. Untuk sarapan
dan makannya biasanya mereka membawa dari rumah.
“ Hasilnya tergantung
dari borongan tanam padi dalam sehari itu kadang bisa bawa pulang Rp 35 ribu
kadang juga nyampai Rp 50 ribu . Itu hasil bersih setelah dikurangi transport
dari rumah masing-masing “, aku mbah Atun (Muin)
0 Response to "Jepara Impor Tenaga Tanam dari Demak"
Post a Comment