Jepara – Hari-hari ini petani
Jepara yang tinggal di kecamatan Kedung dan Pecangaan mulai memanen padinya.
Areal persawahan mulai diramaikan oleh tenaga panen padi. Mereka didatangkan
para penebas padi untuk membantu kerja mereka. Ada simbiosis mutualisme antara
tenaga panen dan para penebas.
Satu rombongan penebas mengaku berasal dari
desa Ngroto kecamatan Nalumsari. Mereka selain tenaga kerja pria ada juga
ibu-ibu yang ikut rombongan memanen padi. Upah yang mereka terima bukan harian
namun menggunakan system borongan. Sehingga hasil kerja mereka sehari dibagi
rata satu rombongan.
“ Upah kami hitungannya borongan dengan
perhitungan jumlah gabah yang kami
hasilkan dalam sehari. Upah borongannya perkwintal gabah basah Rp 40 ribu – Rp
50 ribu. Ya kalau dihitung hasilnya sehari per orang antara Rp 50 ribu – Rp 75
ribu “, ujar Pak No salah satu ketua rombongan tenaga panen padi asal desa
Ngroto pada kabarseputarmuria.com
Menurut pak No , desa Ngroto sudah lama menjadi
pemasok tenaga panen di kawasan Jepara dan sekitarnya. Jika daerah Jepara belum
panen ia bersama rombongan bergerak ke areal pertanian daerah Kudus dan Demak.
Ada tenaga pemasar khusus yang hanya tinggal ngebel saja pada ketua rombongan.
Satu rombongan terdiri dari 10 – 15 orang .
Biasanya mereka tinggal dalam satu RT . Selain tenaga pria ada juga tenaga
wanita yang ikut dalam rombongan ini. Tenaga wanita ini biasanya bertugas
mengangkut hasil berupa gabah basah atau potongan padi yang akan di blower.
Jika tempatnya memungkinkan potongan padi itu
langsung di blower di lahan sawah. Namun jika tempatnya basah dan berair
setelah padi dipotong oleh tenaga pria . Potongan padi itupun digendong para
ibu-ibu menuju ke pinggir jalan untuk diblower. Habis diblower gabah itupun
dimasukkan ke dalam zak-zak.
Tenaga panen dari desa Ngroto ini berangkat
dari rumah usai shalat subuh. Dengan mobil pick up carteran mereka diangkut bersama
mesin blower. Mereka membawa bekal dari rumah untuk sarapan dan makan siang.
Pulangnya jika sore menjelang atau pekerjaan borongan memanen padi selesai.
Jika tidak ada pekerjaan memanen padi mereka
kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada yang berjualan
keliling , menjadi kuli bangunan dan juga kerja keluar kota bersama
teman-temannya. Beberapa dari mereka berharap bantuan dari pemerintah untuk
kelompok mereka berupa mesin blower.
“ Alat ini kami menyewa pada juragan di kampung
saya. Kalau ada bantuan pemerintah saya mengharapkan mesin blower agar kami
tidak menyewa lagi sehingga penghasilan kami lebih banyak lagi “, ujar salah
satu rombongan pemanen padi. (Muin)
0 Response to "Buruh Panen Padi , Harapkan Bantuan Mesin Blower"
Post a Comment