Jepara – Petani di desa
Tedunan kecamatan Kedung saat ini kesulitan membawa gabah hasil panen mereka.
Pasalnya sawah mereka terpisah oleh saluran air yang cukup lebar. Akibatnya
pengangkutan gabah dilakukan dengan cara manual dipanggul oleh tenaga manusia.
Jembatan yang digunakan untuk mengangkut hasil
panen itu hanyalah jembatan bamboo yang kondisinya tidak layak untuk angkutan
panen. Jembatan hasil swadaya petani itu terbuat dari beberapa batang bamboo
yang dipasang membujur. Sedangkan tiang dan juga pegangan jembatan semua
terbuat dari bamboo.
“ Ya gimana lagi adanya hanya jembatan bamboo
ini , tenaga angkut hasil panen harus hati-hati jika melewati jembatan ini.
Inipun hasil swadaya para petani disini “, ujar Sanwar petani dari desa Tedunan
pada kabarseputarmuria.com
Jembatan bamboo ini usianya paling lama dua
tahun. Oleh karena itu jika jembatan ini rusak para petanipun kembali “urunan” untuk membuat jembatan
darurat baru. Jika tidak ada jembatan darurat itu petani harus memutar jalan
hampir satu kilometer jauhnya.
Minimnya infrastruktur pertanian ini membuat
harga jual gabah lebih rendah dibandingkan dengan pemanenan di lahan lain.
Jauhnya lokasi pemanen dengan jalan raya membuat biaya operasional panen lebih
tinggi. Akibatnya harga gabah dihitung setelah dikurangi ongkos panen dan
transportasi.
“ Kalau dihitung setiap kwintal gabah basah ada
perbedaan harga sampai Rp 50 ribu . Selain itu jika mencari tenaga untuk panen
juga susah kalau ada upahnya juga minta yang tinggi”, ujar tambah Sanwar.
Sanwar berharap ada bantuan infrastruktur
pertanian untuk desa Tedunan kecamatan Kedung ini. Selain jalan pertanian yang
membelah persawahan juga dibangunnya jembatan permanen diatas saluran air.
Dengan lancarnya angkutan hasil pertanian tentunya akan meningkatkan harga jual
gabah.
Selain itu petani yang akan menuju ke lahan
persawahan tidak ada kesulitan meskipun kondisi musim hujan. Saat ini jika
musim hujan tiba petani yang akan menggarap sawahnya harus memutar jalan mencari
jalan alternative menuju ke lahannya masing-masing.
“ Saya iri lihat di televise jalan pertanian
sudah bagus-bagus sehingga petani ke sawahnya bisa naik sepeda atau sepeda
motor . Jika panen tiba gabah bisa diangkut menggunakan mobil “, harap Sanwar .
(Muin)
0 Response to "Kasihan , Tak ada Jembatan Permanen Petani Kesulitan Angkut Hasil Panen"
Post a Comment