Peristiwa ini terjadi dalam
tahun 1983 ketika bulan Ramadhan di salah satu kota di Kalimantan Timur.
Seorang pengusaha mengadakan acara berbuka puasa bersama. Yang diundang para
pejabat setempat, tokoh-tokoh masyarakat - agama - para pengusaha serta
beberapa tetangganya.
Menjelang waktu berbuka
para undangan mulai berdatangan. Diantara tamu yang hadir itu ada seseorang
yang pakaiannya apa adanya, sehingga membedakan ia dengan tamu-tamu lainnya
yang berpakaian parlente. Si Tuan rumah merasa kurang enak dengan kehadiran
tamu yang satu ini. Setelah dicek, ternyata memang ia tidak termasuk dalam
daftar undangan.
Lalu si Tuan rumah menyuruh
keluarganya untuk membujuk si Pulan itu agar bersedia keluar. Karena ia orang
yang lugu, bujukan itu ia turuti saja. Tapi bersamaan dengan kepergiannya,
ibu-ibu yang mengurusi menu untuk dihidangkan itu, menjadi sangat terkejut
karena semua masakannya berbau basi dan berlendir.
Untunglah dalam suasana
kritis yang nyaris memalukan si Tuan rumah itu, ada seorang ulama yang
membisikkan kepadanya, agar mencari orang yang disuruh pergi tadi. Singkat
cerita, ternyata orang tadi berhasil ditemukan dan bersedia pula untuk hadir
kembali.
Aneh tapi nyata. Begitu
lelaki itu masuk ke dalam rumah, ibu-ibu di dapur bersuka ria, karena makanan
yang tadinya berbau basi, kini sudah kembali seperti semula dengan aroma yang
merangsang selera.
Kenapa peristiwa
menakjubkan itu terjadi ? Dari segi logika memang sulit dicerna. Dia hanya bisa
dijawab melalui agama. Bukankah Rasulullah SAW. pernah bersabda :
" Bila seorang tamu
masuk ke dalam rumah seorang mukmin maka bersama dia masuklah seribu barakah
dan seribu rahmat". Tidak mustahil, pada lelaki lugu itulah berlaku janji
Rasulullah SAW tersebut.
Lelaki itu seorang miskin
yang tinggal tidak jauh dari rumah yang punya hajat. Dia mencium aroma masakan
yang merangsang selera. Apalagi di bulan puasa menjelang berbuka puasa. Mungkin
karena saking kepinginnya ia pun memberanikan diri hadir.
"Tokh tetangga saya
juga. Mungkin dia hanya lupa saja mengundang saya", kira-kira begitulah
bisik hatinya. Kasihan juga ya?. Lalu bagaimana para undangan lainnya ?. Ya
bisa saja rasa ikhlas kehadirannya tidak semurni seperti lelaki yang satu itu. Boleh
jadi kehadiran mereka karena banyak factor pertimbangan yang bersifat duniawi.
Maklumlah si Pengundang itu adalah seorang pengusaha cukup handal.
Wallahualam.
0 Response to "Keajaiban Si Miskin Dalam Pesta Si Kaya"
Post a Comment