* Berharap Bantuan Media Isolator Segera Turun
Jepara-
Cuaca di pesisir Jepara yang mulai panas ini dimanfaatkan
oleh petambak garam untuk menata lahannya. Areal pertambakan mulai dari desa
Semat sampai Kedungmalang yang biasanya sepi kini mulai ramai dengan kedatangan petambak garam . Mereka
berharap dengan mengawali menggarap lahan , panen garampun lebih awal dengan
lainnya.
Tambak garam yang dulunya berair untuk memelihara ikan .
Kini mulai dikeringkan dan dipanaskan untuk ditata menjadi meja kristalisasi
garam. Pematang sebagai pembatas meja kristalisasi mulai ditata. Kincir-kincir
air diservis kemudian dicoba untuk menaikkan air. Sebagian lagi ada yang
memadatkan lahan dengan alat silinder.
“ Ya baru sebulanan
ini petambak mulai grengseng menggarap lahan garamnya. Ada yang
memadatkan tanah , mengatur jalannya air
dan ada pula yang mencoba kincir air . Semua itu dilakukan agar dapat
panen lebih awal dari yang lainnya ",“ tutur Mudakir petambak garam asal desa Kedungmalang pada
kabarseputarmuria.
Mudakir mengatakan , ia termasuk petambak yang terlambat
menggarap lahannya . Ia baru mulai menggarap lahannya setelah benar-benar tidak
ada hujan. Namun beberapa teman petambak ada yang memulainya lebih awal lagi
meski cuaca masih hujan. Biasanya mereka adalah petambak yang tidak mempunyai
pekerjaan sambilan lain . Dia yang mempunyai pekerjaan tetap sebagai Penjaga
sebuah SD iapun menggarap lahan belakangan.
Lahan yang digarapnya sekarang adalah lahan sewa. Ia
menyewa lahan garam seharga Rp 25 juta empat tahun. Tahun lalu ia telah
menggarap lahan garam milik tetangganya itu. Namun hasil tahun kemarin kurang
bagus karena beberapa lahan mengalami kebocoran sehingga hasil garam kurang
maksimal. Tahun ini ia berharap ada peningkatan hasil setelah pembenahan lahan
ia lakukan.
“ Selain cuaca yang mendukung , panen garam yang melimpah
disebabkan lahan yang bagus tidak ada kebocoran. Jika penggarapan lahan
asal-asalan hasil tidak maksimal. Namun setelah ada penggunaan media isolator
petani agak tertolong terutama lahan yang mengalami kebocoran”, ujar Mudakir.
Mudakir berharap tahun ini bantuan pemerintah berupa
media isolator segera turun . Dengan turunnya bantuan itu ia bisa segera memasang
pada lahan garamnya . Dengan pemakaian media isolator ini garam yang dihasilkan
kualitasnya lebih bagus. Dengan kualitas yang bagus harga garam juga lebih
mahal dibandingkan dengan tanpa menggunakan media isolator.
“ Untuk harganya terpaut Rp 10 ribu –
Rp 15 ribu setiap kwintalnya. Inginnya sih semua meja kristalisasi dipasang
media isolator agar hasil lebih maksimal namun karena modal yang besar ya
nunggu bantuan turun “, kata Mudakir. (Muin)
0 Response to "Musim Hujan Reda Petambak Garam Jepara Mulai Garap Lahan"
Post a Comment