![]() |
Selamat dipimpin oleh Kyai |
Demak - Saat ini
kita berada di pertengahan bulan Sya’ban atau orang jawa
mengenalnya sebagai bulan Ruwah. Dan pada bulan ini ada tradisi yang
diuri-uri kelestariaannya sampai
sekarang dan masih dijalankan terutama
di daerah pinggiran atau pedesaan.
Orang
mengenalnya sebagai tradisi Ruwahan atau Arwahan yaitu tradisi yang berkaitan
dengan pengiriman arwah orang-orang yang telah meninggal dengan cara di do’akan
bersama dengan mengundang tetangga kiri kanan yang pulangnya mereka diberi
”berkat” sebagai simbul rasa terima kasih .
Oleh karena
itu jika bulan Ruwah tiba pasar-pasar tradisional akan kebanjiran order untuk
selamatan ruwahan , diantaranya beras ,
bumbu-bumbu, lauk semuanya laris untuk
kebutuhan selamatan Ruwahan.
Entah kapan
mulainya , beberapa warga desa yang ditemui tidak dapat menjelaskan karena
mereka ada tradisi itu telah ada dan selanjutnya terus diadakan sampai mereka
punya anak dan cucu. Sehingga jika bulan
Ruwah tiba di desa-desa pesisir utamanya Demak dan Jepara. setiap harinya pasti
ada warga yang mengadakan Selamatan dalam rangka mengirim arwah para leluhurnya
baik ibu, bapak, mbah, buyut dan diatasnya lagi.
Biasanya
yang di undang adalah tetangga kiri kanan dengan pimpinan do’a modin atau kyai
yang dituakan di desa itu, adapun bacaan yang dibaca umumnya adalah tahlil ,
namun satu dua warga ada juga yang mengawalinya dengan acara khotmil qur’an
dengan mendatangkan hafid atau hafidoh.
Khotmil
qur’an itu dengan niatan pahalanya di kirimkan pada ahli kubur yang telah
mendahuli mereka , agar di dalam kuburnya
mendapatkan ketenangan ,
kemudahan dari siksa kubur.
” Memang
bulan Ruwah bagi masyarakat di desa kami sebagai bulan untuk mengirim arwah
leluhur yang telah mendahului dengan cara mengadakan selamatan mengundang tetangga kanan kiri . Pahala dari bacaan
tahlil tersebut ditujukan untuk para
arwah ”,
ujar Ahmad Badawi (55) warga desa
Kedungmutih yang mengadakan acara Ruwahan belum lama ini.
Ruwahan bagi
warga desa pesisir ini merupakan tradisi yang telah lama mengakar kuat. Selain
menziarahi makam setiap Kamis sore diwaktu-waktu tertentu mereka mengirim do’a
lewat selamatan. Selain di bulan Ruwah mereka juga mengirim do’a berbarengan
dengan punya hajat seperti Walimatul Khitan, Walimatul ursyi , Walimatul
Tasmiyah dan hajatan lainnya. (Muin)
0 Response to "Ruwahan , Tradisi warga mengirim Do’a di bulan Sya’ban"
Post a Comment