![]() |
H. Kafrawi |
Jepara – Bulan
Sya’ban atau Ruwah bagi warga yang tinggal di pedesaan merupakan bulan yang
istimewa dibandingkan bulan yang lain. Di bulan ini setiap desa
menyelenggarakan Ruwahan missal atau istilah jawanya Nyadran. Tujuan nyadran
ini adalah perwujudan menghormati para leluhur atau orang tua yang telah
meninggal dunia.
Seperti halnya desa Gerdu kecamatan Pecangaan ini setiap setahun
sekali juga menyelenggarakan kegiatan Nyadran ini . Seluruh warga desa Gerdu
berkumpul di pundhen ( tempat yang dihormati) yaitu Makam Mbah Karya yang
merupakan cikal bakal desa Gerdu. Mbah Karya ini merupakan tokoh sentral
sebagai pemersatu warga desa.
“ Ya saya sejak kecil sudah ada makam Mbah Karya ini, dulu
kondisinya sederhana . Namun setelah diistokhorohi dan juga di mintakan
informasi ke Habib Lutfie selanjutnya makam inipun ditata dan dibangun sehingga
kondisinya seperti ini “, tutur H. Kafrawi Juru Kunci yang juga tokoh
masyarakat desa Gerdu pada kabarseputarmuria.com.
![]() |
Makam Mbah Karya |
Menurut H. Kafrawi Mbah Karya ini bukan warga asli Gerdu . Beliau
merupakan utusan kerajaan Islam pada jaman dahulu. Di desa Gerdu ini Mbah Karya
hidup berbaur dengan warga desa selain bertani seperti yang lain. Beliau juga
sambil mengajarkan agama Islam . Dengan jasa-jasanya itulah maka warga desa
Gerdu jaman dahulu menghormati beliau sampai dengan meninggalnya.
“ Saya berkeyakinan bahwa beliau Mbah Karya adalah orang yang
dekat dengan Allah SWT. Oleh karena itulah sampai sekarang makamnya kita jaga dan rawat
sebaik-Baiknya . Setahun sekali pada bulan Sya’ban kita gelar acara Ruwahan misalny
dengan do’a bersama dan Selametan
seluruh warga desa “, tambah Mbah H. Kafrawi.
Selain di hadiri Kepala desa beserta perangkatnya , tokoh agama
dan masyarakat juga hadir dalam acara ruwahan masal . Warga masyarakat dari
semua penjuru desa hadir menyatu dalam satu tempat di pendopo Makam Mbah Karya.
Mereka hadir dengan membawa selamatan berupa segi jangan. Yaitu nasi dengan
sayur berbagai macam. Sedangkan lauk pauknya berupa , tempe , tahu , dan juga
ingkung ayam.
![]() |
Selamatan Sega jangan |
Sebelum selamatan dimulai, digelar acara zikir dan tahlil yang
dipimpin oleh modin atau pemuka agama. Mereka bersama memohon kepada Allah SWT
agar diberikan kelancaran dalam segala urusan. Baik dari pekerjaan, kesehatan
dan juga rezeki . warga Gerdu kebanyakan
hidup dari pertanian , peternakan dan
juga wirausaha yang lainnya. Untuk pertanian berupa menanam padi
sedangkan ternaknya berupa bebek dan kambing dan kerbau.
Khafid Petinggi desa Gerdu mengatakan , Mbah Karya merupakan tokoh
yang cukup dihormati oleh semua warga dari jaman dahulu sampai sekarang. Oleh
karena itu Makam atau Pundhen selalu diziarahi setiap waktu oleh warga desa
Gerdu. Baik yang tinggal di desa ataupun warga yang merantau keluar dari desa. Melihat
itu desa juga ada anggaran untuk perbaikan infrastruktur di Makam Mbah Karya
ini salah satunnya adalah betonisasi jalan menuju ke makam.
“ Ya kegiatan malam ini semua unsur pemerintahan desa Gerdu juga
hadir di sini berbaur dengan warga untuk berdo’a bersama . Dan acara ini kami
gelar setahun sekali “, tambah Khafid Petinggi Gerdu yang kini telah menjabat
yang kedua kalinya. (Muin).
0 Response to "Mbah Karya Makamnya Dikeramatkan, Setahun Sekali Digelar Selamatan"
Post a Comment