![]() |
Dr. Ir. Sudarto, MM |
Demak – Petambak
garam yang tinggal di pesisir Demak dan Jepara jika ingin meningkatkan
pendapatannya harus alih teknologi dalam membuat garam. Kementrian
Perindistrian kini telah menemukan inovasi teknologi pembuatan garam dengan
menggunakan media Isolator. Dengan penggunaan media isolator di meja
kristalisasi ini pegaram telah membuktikan adanya peningkatan produksi maupun
kenaikan harga.
“ Saya telah mengadakan penelitian di tambak garam di seluruh
wilayah Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua. Tanpa alih teknologi pegaram
akan sulit untuk meningkatkan pendapatan. Dengan penggunaan media Isolator ini
tahun yang lalu satu pegaram di Demak telah merasakan hasilnya “, ujar Ir.
Sudarto ,MM Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang yang juga pemilik ID P0033348.
Sudarto mengatakan hal tersebut diatas di hadapan puluhan pegaram
Demak dan Jepara di acara “ Pembinaan Pegaram Melalui Pelatihan Inovasi
Teknologi Pegaraman “,dengan menerapkan paten Kementrian Perindistrian nomor ID
P0033348. Yang berlangsung di Balai Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten
Demak , Senin (1/6)/
Dikatakan oleh Sudarto dengan penerapan teknologi ini pegaram akan
meningkat pendapatan dalam satu musim garam. Selain kualitas garam yang
meningkat dari garam umum menjadi garam KW1 atau KW 2 dari segi pengerjaannya
juga lebih cepat dan mudah. Dengan peningkatan kualitas tersebut tentunya akan
meningkatkan harga garam yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani.
“ Teknologi ini sudah kita cobakan dilahan petambak garam Demak
milik pak Musa . Penjenengan bisa bertanya sendiri mumpung orangnya ada disini
dan saya juga membawa salah satu petambak garam dari Madura pensiunan PN Garam
Madura silakan bertanya langsung pada orangnya”, tambah Sudarto.
![]() |
Pelatihan Inovasi Teknologi garam Untuk pegaram Demak Jepara |
Sudarto mengakui setelah penemuan inovasi teknologi Media Isolator
ini muncul teknologi lain mirip dengan yang ia temukan. Namanya geomembran , bentuk fisiknya hampir sama
dengan media Isolator namun ketika di terapkan hasilnya jauh berbeda. Dia
sebagai penemu media Isolator tidak
memaksakan kepada pegaram untuk menggunakan media Isolator ini. Dia berharap
lewat tambak garam percontohan inilah pegaram akan tertarik akan teknologi ini.
Fihaknya telah mengujicoba media Isolator ini di Daerah Demak dan Rembang.
“ Nah hari ini kami mengundang 50 pegaram dari Demak dan Jepara
agar lebih mengerti dan tahu bahwa inovasi teknologi ini telah berhasil
meningkatkan pendapatan pegaram. Saya menemukan inovasi ini membutuhkan waktu
yang cukup lama dan saya berharap teknologi ini bisa diterapkan diseluruh lahan
garam di Demak dan Jepara “, papar Sudarto.
Musa Abdillah pegaram dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung yang
tambaknya dijadikan demplot percontohan pada kabarseputarmuria mengatakan,
inovasi teknologi media Isolator yang di temukan pak Sudarto sangat bermanfaat
bagi pegaram. Tahun lalu ia telah merasakan hasil dari penggunaan media
isolator pada meja kristalisasi. Selain kualitas meningkat , kuantitas garam
juga ada peningkatan signifikan. Harga garampun dihargai lebih jika
dibandingkan garam yang dihasilkan dari meja kristalisasi tanah.
Oleh karena itu tahun kemarin kelompoknya telah berupaya secara
swadaya membeli media isolator untuk di pasang di meja kristalisasi. Hasilnya cukup bagus garam yang dihasilkan
anggotanya harganya berlipat jika dibandingkan dengan menggunakan meja kristal
tanah biasa . Terbatasnya modal ini yang menjadikan tidak semua meja
kristalisasi di pasang media Isolator. (Muin)
0 Response to "Pegaram Harus Alih Teknologi Untuk Tingkatkan Pendapatan "
Post a Comment