Demak
– Musim
kemarau yang kini datang di daerah membuat persediaan air bersih menipis bahkan
beberapa diantaranya telah membeli air dari penjaja yang setiap hari
berkeliling kampung. Seperti halnya warga desa Kedungmutih dan sekitarnya kini
untuk mandi dan cuci menggunakan air kolam yang kebersihannya tidak terjamin.
Meski demikian ini jalan satu-satunya untuk mengirit pengeluaran harian
keluarga.
“ Kalau untuk keperluan
mandi dan cuci pakai air beli ya setiap hari butuh air 1-2 rit padahal peritnya
Rp 10 ribu jadi setiap hari butuh uang Rp 20 ribu untuk beli air bersih ini
cukup memberatkan keluarga saya jadinya
mandi dan cuci di kola mini “, ujar Rofiati warga RT 05 RW 02 desa Kedungmutih
pada kabarseputarmuria.
Rofiati yang rumahnya
dekat embung atau kolam desa setiap harinya mandi dan cuci di tempat itu.
Selain dia masih ada ratusan warga yang hilir mudik datang dan pergi
memanfaatkan kolam desa sebagai tempat mandi dan cuci. Jika airnya masih tinggi
kondisi air masih bagus untuk mandi dan cuci namun jika mulai dangkal air
menjadi kotor dan berbau.
“ Meski kotor dan berbau
ya warga tetap menggunakan air kola mini untuk mandi . Kolam ini sudah ada
puluhan tahun yang lalu. Dulunya embung ini cukup luas . Namun untuk keperluan
Pasar Desa maka embung yang dahulunya sepanjang 100 meter dan lebar 50 meter
itu tinggal separohya “, tambah Rofiati.
Embung desa Kedungmutih ini
jika kemarau tiba tidak ada sepinya mulai jam tiga malam warga sudah menyambangi
untuk “ngangsu” dengan sepeda, sepeda motor dan juga kereta dorong. Selain itu
warga datang bersama keluarganya untuk datang mandi dan membawa cucian dari
rumah masing-masing. Kedatangan warga dari pagi sampai sore tiada henti.
Pj. Kepala desa Hamdan
mengatakan, jika musim kemarau tiba warganya memang kesulitan untuk mendapatkan
air bersih murah . Oleh karena itu dia berharap pipa PDAM yang telah ditanam di
desa dua tahun yang lalu bisa difungsikan agar warganya bisa mendapatkan air
bersih dengan harga yang murah.
Dalam kondisi belum
mengucurnya pipa PDAM di desanya itu membuat pengeluaran keluarga semakin
membengkak. Setidaknya setiap hari satu keluarga butuh uang Rp 10 ribu untuk
membeli air bersih dari kabupaten Jepara. Bagi yang tidak mampu hal ini tidak
menjadi masalah. Namun bagi keluarga berpenghasilan rendah hal ini cukup
memberatkan. Apalagi jika laut sedang sepi penghasilan mereka untuk makan
sehari kurang apalagi beli air bersih.
“ Untung embung desa ini
masih ada sehingga apapun kondisi airnya . Warga tetap mempergunakannya untuk
mandi dan cuci. Bahkan satu dua dari mereka ada yang meggunakannya untuk
memasak “, teran Hamdan. (Muin)
Haji aman dan lancar bersama KBIH ” Al-Firdaus” Jepara Hubungi 085 290 375 959
TOKO BUKU DAN KITAB ONLINE
BUKU PRIMBON LENGKAP
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN ELECTRIC
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
TOKO BUKU DAN KITAB ONLINE
BUKU PRIMBON LENGKAP
TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP
ALAT TAMBAL BAN ELECTRIC
ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT
MENCUCI TANPA SABUN SUPER HEMAT
0 Response to "Uniknya Warga Kedungmutih sudah Terbiasa Adus Impleng ( Kolam )"
Post a Comment